Bab 220
"Baiklah kalau begitu. Aku nggak akan mandi di bak mandi lagi. Siapa sangka aku hampir kehilangan nyawa saat mandi," kataku.
Aku pikir dengan sedikit bercanda bisa meredakan suasana yang tegang ini. Namun aku baru menyadari bahwa Rafael dan Jordan tidak beraksi.
"Ehmm, tolong jangan beri tahu kakakku," kataku dengan sedikit senyum terpaksa.
"Iya, aku nggak akan memberitahunya," jawab Rafael tersenyum.
Jordan melirik Rafael dan berkata, "Aku sudah memeriksa, Nona Vanesa baik-baik saja. Tapi perlu berhati-hati supaya nggak demam."
Rafael mengantarkannya keluar.
Setelah Rafael kembali ke kamar, aku sudah bersandar di tempat tidur dengan ekspresi yang rumit.
Kasur di sebelahku sedikit tenggelam. Rafael menatapku dan bertanya dengan suara lembut, "Vanesa, ada apa?"
Aku berkata dengan sedih, "Kak Rafael, Aku ... aku memimpikan Rafael."
"Ini sangat normal, aku pikir ... " kata Rafael menghela napas lega.
Aku menggelengkan kepalaku. "Tapi aku hampir nggak pernah bermimpi tentang dia setelah ak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda