Bab 199
Aku berjalan di ruang guru dan menemukan kotak pertolongan pertama. Lalu, aku dengan cepat melakukan disinfeksi pada wajah Austin dan menempelkan plester.
Austin tidak melawan dan membiarkanku membalut luka-lukanya.
Melihat amarahnya masih belum reda, aku menuangkan segelas air untuknya.
"Minumlah dan ceritakan kenapa kamu berkelahi."
Setelah lama terdiam, Austin akhirnya menjelaskan alasannya.
Ternyata, teman yang dipukulnya itu memang sudah lama tidak akur dengan Austin. Austin tampan dan sering bolos sekolah untuk bermain basket.
Penampilannya yang nakal membuat banyak siswi di angkatan itu jatuh hati padanya.
Sedangkan teman yang dipukul itu menyukai seorang cewek cantik dari kelas lain. Setelah mengejar selama berhari-hari, dia baru menyadari bahwa cewek itu menyukai Austin.
Jadi ...
Kisah ini ... sangat klise.
Aku menghela napas, "Jadi kamu berkelahi hanya karena seorang cewek yang nggak kamu suka dan pengagumnya?"
Austin dengan wajah marah berkata, "Iya! Dia yang mencari masalah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda