Bab 126
Sebuah ciuman ringan seperti kupu-kupu jatuh di pipiku.
Cium?
Apa ini yang disebut ciuman?
Apa ini bukan sekadar tipu daya untuk anak-anak?
Tiba-tiba aku merasa marah.
Aku merasa marah, dan tiba-tiba mataku terbuka.
Pria di depanku terkejut melihatku membuka mata.
Lalu, senyum di wajahnya semakin melebar.
Aku tidak senang, hanya bisa mendengus, "Penipu ... "
Dia terus tersenyum. Matanya berkilau, mata terindah yang pernah kulihat. Lalu aku melihatnya tiba-tiba menunduk dan memberikan ciuman yang dalam di bibirku ...
Hmm, inilah yang dinamakan ciuman.
Aku terbangun setelah sebulan dalam keadaan koma.
Begitu aku membuka mata, yang kulihat pertama kali adalah Rafael, dan ... dia membangunkanku dengan ciuman.
Cara ini sangat indah.
Aku merasa bahagia, seperti mendapatkan kehidupan baru.
Caroline segera berlari ke rumah sakit, terhuyung-huyung, menangis dan mengaku bersalah di depanku.
Suaraku masih parau, aku hanya bisa membiarkannya menangis dan air matanya mengalir di bajuku.
Caroline me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda