Bab 113
Aku terbata-bata, "Pak Alken ... apa yang mau ... kamu lakukan?"
"Tidak ada yang ingin aku lakukan," jawab Alken sambil tersenyum.
"Jadi, apa yang mau kamu katakan?" tanyaku dengan terbata-bata.
Alken hanya menatapku dengan tatapan yang aneh, seolah-olah mengetahui isi pikiranku.
Dia tiba-tiba bertanya, "Kamu sangat menyukai kakakku?"
Wajahku tiba-tiba memerah, "Hm ... hm ... kakakmu sangat baik."
Alken menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, "Aku juga baik."
Aku hanya bisa berkata dengan canggung, "Kamu ... kamu berbeda dengan kakakmu."
Alken mengangkat alisnya dan berkata, "Berbeda? Apakah kamu sudah pernah mencobanya?"
Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Aku bahkan tidak bisa membuktikan perkataan ini.
Aku segera mendorongnya dan berkata dengan wajah yang memerah, "Aku juga tidak tahu, cepat lepaskan aku, aku tidak bisa bernapas."
Alken tersenyum dan makin mendekatkan tubuhnya.
Aku sangat terkejut.
Pria yang sangat tampan ini terus memancarkan pesonanya.
Aku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda