Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Berlalunya WaktuBerlalunya Waktu
Oleh: Webfic

Bab 8

Bryan mengadakan sebuah acara sebelum pertunangannya. Salsa tidak hadir di sana, yang ada hanyalah sekelompok teman-teman berandalan Bryan. Setelah minum tiga putaran, mereka mulai mabuk. Entah siapa yang tiba-tiba terceplos menyebut nama Valen. "Dari semua hal yang sudah Kak Bryan katakan, tetap saja menurutku Kak Valen yang paling cantik." "Iya, iya, kita semua setuju." "Kalau bukan karena ucapan kasar Kak Bryan, sejujurnya aku juga mau mendekatinya." "Hei, gantian, Bocah, ngantri dulu sana." Pembicaraan mereka makin melantur. Entah sejak kapan pula Bryan sudah meletakkan gelas anggurnya. Dia bersandar di sofa sambil menatap teman-temannya dengan tajam. Mereka semua sontak berhenti mengobrol. "Eh ... Kami cuma asal bicara, Kak Bryan." "Kami agak kebanyakan minum. Tapi, kami hanya bercanda, tolong nggak usah dianggap serius." Bryan tertawa kecil. "Aku jadi teringat akan seseorang bernama Valen Bolena gara-gara mendengar obrolan kalian." "Tapi, dia sudah mati, ya? Sudah lama sekali aku nggak mendengar kabar tentangnya." Suara Bryan terdengar dingin dan acuh tak acuh. Seolah-olah dia baru saja teringat akan seseorang bernama Valen. Seolah-olah bukan hal penting sekalipun Valen memang sudah mati. Suasana di dalam ruangan itu sontak menjadi hening. Asisten Bryan pun tertawa, lalu angkat bicara. "Maaf, Pak Bryan, saya yang lalai lupa memberi tahu Pak Bryan." "Beberapa hari yang lalu, Nona Valen meminta saya memberikan sesuatu yang katanya sangat berharga ke Pak Bryan." "Menurut saya itu hanya taktiknya untuk balikan, jadi saya memberitahunya untuk jangan mencari masalah dengan Pak Bryan." Bryan balas menatap asistennya dengan lembut, seulas senyuman kecil bahkan tersungging di bibirnya. "Wah, wah, ternyata kamu makin bernyali ya, Blake." Asisten itu sontak bangkit berdiri dengan kaget. "Pak Bryan ... " "Sejak kapan kamu berhak ikut campur dalam urusanku?" "Ma ... maaf, Pak Bryan, saya memang sudah kelewat batas," jawab asisten itu sambil terus membungkuk dengan berkeringat dingin. Bryan pun menurunkan pandangannya dan memutar-mutar cincin di jari tengahnya. Itulah kebiasaannya. "Telepon dia dan suruh dia datang dalam 30 menit." Asisten itu sontak tertegun. "Pak Bryan?" Bryan memalingkan wajahnya dan menatap langit malam yang gelap. "Kalau dia nggak segera ke sini, besok aku akan benar-benar bertunangan dengan Salsa."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.