Bab 16
Setelah acara selesai, aku bersandar di pelukan Lucas dengan agak lelah.
Lucas menyelipkan helaian rambutku yang terjatuh di pelipis ke belakang telingaku. "Istirahat saja sebentar kalau capek."
Aku menggelengkan kepala. "Nggak kok."
"Baguslah." Jari-jari Lucas melintasi bibirku dengan penuh maksud. "Hari ini masih ada satu hal terpenting yang belum diselesaikan."
Pipiku sontak terasa agak panas.
Walaupun selama beberapa hari ini aku sangat dekat dengannya, kami belum pernah melakukannya.
Namun ...
Aku diam-diam melirik ke suatu tempat.
Aku tidak tahu apakah masalah pada kaki Lucas akan mempengaruhi bagian lainnya.
Kukira tatapanku sudah cukup diam-diam, tetapi ternyata Lucas masih menyadarinya.
"Kamu habis mikir apa, Valen?" tanyanya sambil mengangkat alis.
Aku sontak merasa kikuk saat napasnya yang hangat mengenai wajahku. Aku langsung menatap ke kiri dan ke kanan dengan canggung. "Ng ... nggak ada."
"Yang benar?" Dia makin mendekat, suaranya terdengar serak dan memikat.
Saat bibir k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda