Bab 3 Antar Aku ke Bawah
Sally kembali menatapnya dengan bingung.
Terlihat jelas dari pakaian anak laki-laki lucu itu bahwa dia bukanlah orang biasa.
Namun, cara anak itu memandangnya sulit untuk dijelaskan.
Seolah-olah dia sedang menilai… sesuatu yang langka. Dan membuatnya jadi terlihat agak konyol.
Tanpa sabar, Yelena membentak anak itu, "Siapa kau? Apa kau tidak tahu kau tidak dapat menerobos masuk ke kantor selama jam kerja?”
"Dasar Hama!"
Bocah itu menatapnya dengan acuh tak acuh, terlihat dingin dan masa bodoh. Dia menjulurkan jari kelingkingnya menunjuk ke arah Yelena dan berkata dengan nada memerintah, "Kau! Bersihkan kotoran di lantai sekarang juga. Ingat! Gunakan tanganmu!"
Yelena mengira dia sedang berhalusinasi. Dia begitu terperangah dan marah sehingga dia tertawa.
"Apa katamu?"
Berani-beraninya dia memerintahkanku untuk menyeka lantai?
"Apa kau tidak mengerti?"
Bocah itu menatapnya dengan pandangan menghina.
"Sudah jelek, bodoh pula. Ternyata begini ya agency ini. Sepertinya aku benar-benar perlu mempertimbangkan kembali apakah aku harus menugaskanmu untuk pesta ulang tahunku atau tidak!!"
Yelena tidak pernah membayangkan bahwa makhluk kecil ini bisa memiliki lidah yang begitu beracun. Dia sangat marah sehingga seluruh tubuhnya gemetar.
"Dari mana anak liar ini? Orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun, ya? Aku akan memberimu pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan!"
Yelena mengangkat tangannya mencoba ingin menampar anak itu.
Sally refleks bergegas menarik anak itu ke pelukannya.
Betapa menyakitkan jika anak kecil seperti itu ditampar?
Yang lain juga terkejut, mereka semua heran bagaimana mungkin Yelena bisa setega itu ingin menampar anak yang begitu menggemaskan itu.
Para pengawal anak itu waspada dan marah. "Beraninya kau! Kau pikir kau siapa, mencoba memukul Tuan Muda kita? Tangkap dia!"
Hanya dalam dua detik, dua pengawal menangkap Yelena.
Semua orang tercengang.
Yelena sendiri heran. Dia tidak pernah mengalami perlakuan seperti itu sepanjang hidupnya, apalagi di depan bawahannya.
Amarahnya makin menjadi. Dia mencoba melawan.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"
Para pengawal terus memegangnya erat-erat, tanpa bergeming sedikit pun.
Manajer umum Zhuoyue Agency, Luke Smith berlari. Dia terlihat panik dan berkata, "Harap tenang, pengawal. Maafkan anak buahku yang ceroboh ini karena telah menyinggung Tuan Muda kalian. Aku harap kalian bisa memaafkan dan melepaskannya."
Luke sedang berada di kantornya di lantai atas gedung ketika dia mendengar bahwa Pangeran Cilik dari Jahn Group sedang melakukan kunjungan kehormatan ke Agency ini. Dia ingin menyambutnya dengan antusias. Siapa sangka kalau Pangeran Cilik ini malah pergi ke Departemen Perencanaan?
Dia bergegas begitu dia mendengar sedikit kekisruhan. Dia tak menyangka akan melihat pemandangan seperti itu dan membuatnya panik setengah mati.
Bagaimana tidak, Zhuoyue Agency telah berusaha keras untuk mencoba meraih kesempatan emas bekerja untuk Jahn Group.
Jika insiden ini membuat mereka kehilangan kesempatan untuk bekerja dengan Keluarga Jahn, dia pasti akan membenturkan kepalanya ke dinding.
Salah satu pengawal mengejek.
"Tolong pertimbangkan lagi sikap karyawanmu ini yang telah berani menyebut Tuan Muda Jahn Group sebagai anak liar yang tidak berpendidikan!"
Mendengar ucapan sang pengawal, orang-orang terkejut. Bahwa bocah berwajah lembut ini sebenarnya pangeran kecil dari Jahn Group!
Itu terlihat jelas dari wibawanya di usianya yang masih muda!
Yelena limbung. Kini wajahnya berubah menjadi pucat pasi yang semula menekuk karena marah.
Dia tidak dapat membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi setelah dia membentak Pangeran Kecil dari Keluarga Jahn ini.
Dia mungkin akan kehilangan pekerjaannya jika ini akhirnya merusak kerjasama antara Jahn Group dan Zhuoyue Agency.
Kini wajah Luke benar-benar pucat. Suaranya gemetar ketakutan ketika dia berkata, "Aku benar-benar minta maaf. Aku akan menyuruhnya meminta maaf kepada Tuan Muda sekarang."
Dia kemudian menatap Yelena dengan jengkel. "Manajer Yorke, tunggu apa lagi? Cepat minta maaf!"
Yelena merasa terhina, tapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan reputasinya. Dia segera berkata, "Maaf, Tuan Muda. Aku harap kau bisa memaafkanku karena tidak mengenalimu dan menyinggungmu."
Bocah lucu itu tidak berkata apapun seolah-olah mengabaikannya didalam pelukan Sally.
Wajahnya sangat lembut. Matanya berwarna coklat cerah. Hidung kecilnya mancung. Bibir merah mudanya dengan lembut ditekan bersamaan saat dia erat memeluk lehernya dengan lengan pendeknya. Dia seperti tidak ingin melepaskan pelukan Sally.
Sally menyukai anak-anak, termasuk anak itu. Dia serasa ingin memeluknya begitu dia melihatnya.
Sekarang dia dalam pelukannya, dia juga tidak ingin menurunkannya.
Tidak hanya tubuh anak pintar ini yang sangat lembut, tetapi dia juga mengalami rasa keakraban yang tak asing. Itu hanya membuatnya semakin enggan untuk melepaskannya.
Setelah waktu yang lama berlalu dan tidak ada jawaban dari bocah lucu itu, Yelena mulai panik. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Tuan Muda Jahn?"
Bocah itu akhirnya meresponnya. Dia menatapnya dengan dingin dan berkata, "Jangan minta maaf padaku, tapi ke wanita cantik ini."
Yelena malu sejadi-jadinya.
‘Dia ingin aku meminta maaf kepada Sally Jacob? Yang benar saja!’
"Kau tidak mau? Lupakan saja. Tapi aku akan meminta ayahku mempertimbangkan kembali rencananya untuk bekerja dengan kantormu."
Bocah tampan itu kemudian menyuruh para pengawal di sebelahnya. "Ayo pergi."
Para pengawal melepaskan Yelena seperti yang diperintahkan dan bersiap untuk mengantarnya keluar dari kantor.
Semakin hilang kesempatan Luke untuk bekerja untuk Keluarga Jahn. Dia buru-buru menghentikan mereka. "Bersabarlah, Tuan Muda. Yelena hanya ingin meminta maaf."
Dia kemudian menatap Yelena dengan murung.
"Manajer Yorke, semua orang di perusahaan berjuang mati-matian untuk mendapatkan proyek dengan Jahn Group. Jika kau hanya mengacaukan saja, silakan kemasi barang-barangmu dan pergi sekarang juga. Kami tidak akan menahanmu di sini!"
Wajah Yelena berubah pucat saat mendengar ultimatumnya.
Pangeran Cilik bertekad untuk balas dendam dan membela Sally.
Tidak akan ada akhir yang bahagia bagi Yelena jika dia menolak untuk meminta maaf.
Terlepas dari semua keengganannya, dia akhirnya mengatupkan giginya dan berkata,
"Baiklah. Aku akan minta maaf. Maafkan aku."
"Sangat tidak tulus."
Bocah tampan itu menatapnya jijik.
Yelena menarik napas dalam-dalam, menepis rasa terhinanya, dan membungkuk kepada Sally.
"Aku minta maaf karena memperlakukanmu seperti itu sebelumnya. Aku sangat menyesal. Maafkan aku."
Selain kegembiraan yang luar biasa saat melihat betapa rendahnya Yelena sekarang, Sally tidak dapat menahan diri untuk tidak menyadari betapa ironisnya hal ini.
Wanita ini biasanya memandang rendah dirinya dan memanfaatkan posisinya untuk menggertaknya. Siapa yang tahu bahwa dia akan membungkuk seperti ini padanya suatu hari nanti?
Melihat Yelena akhirnya dapat berkompromi, Luke segera melangkah maju untuk menyelesaikan perselisihan mereka.
"Tuan Muda, dia telah meminta maaf. Bisakah kau...Bisakah kau mempertimbangkan kembali kerja sama kita?"
"Dia belum membersihkan lantai."
Bocah tampan itu menolak untuk mengalah.
Yelena mengertakkan gigi karena dipermalukan, tapi tetap saja, dia cukup bijak untuk berkata, "Aku akan membersihkannya sekarang."
Dia pergi untuk mengambil perlengkapan kebersihan. Kemudian, di depan semua orang, dia menyeka noda kopi dengan kain sampai lantai benar-benar bersih.
Tidak ada satu orang pun yang simpati kepadanya dan apa yang terjadi padanya.
Semua orang tahu betul bagaimana Yelena memperlakukan Sally sehari-hari. Namun dia yang menabur, dia juga yang menuai.
Bocah itu akhirnya puas saat melihat Yelena selesai menyeka lantai.
“Aku akan melupakan kejadian ini hari ini, tapi aku punya satu permintaan terakhir. Aku tidak ingin dia berpartisipasi dalam proyek ulang tahunku."
Luke langsung setuju.
"Tentu saja, itu tidak masalah sama sekali."
"Baiklah kalau begitu. Aku pergi."
Bocah itu menoleh ke arah Sally. Sally mengerti dan buru-buru menurunkannya.
Yang mengejutkan, bocah itu malah mengencangkan pegangannya dan menolak untuk turun. Dia bahkan memerintahkannya dengan suara paling lembut.
"Tolong hantar aku kebawah."