Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 19

"Tapi semua kebencianku nggak penting. Paman yang menjalani sisa hidup bersama Elina dan aku nggak bakal bertemu dengannya lagi." Perkataan Adelia seperti pisau tumpul yang menyayat hati Jarvis. Saking sakitnya dia jadi sesak napas. Mata Jarvis penuh dengan kesedihan yang mendalam, suaranya terdengar getir dan tidak rela. "Kalau aku? Apa kamu juga nggak mau bertemu denganku lagi?" "Mana mungkin?" Awalnya seperti suntikan penawar rasa sakit, tetapi berikutnya justru seperti suntikan racun. "Bagaimanapun juga, Paman telah membesarkanku. Setiap tahun baru aku bakal berkunjung mengucapkan salam. Aku nggak bakal pernah lupa, Paman." Wajah Adelia penuh hormat. Secermat apa Jarvis memperhatikan, dia tidak lagi menemukan sedikit pun perhatian dan kasih sayang. Adelia sepenuhnya menganggapnya sebagai orang tua yang seharusnya dihormati. Kenyataan ini bagai badai yang seketika menerbangkan setitik harapan dalam hati Jarvis. Barulah setelah dia mengalami sendiri, muncul dorongan kuat untuk melang

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.