Bab 82
"Ah ...." Merida tidak tahan berseru dan tatapannya penuh kegelisahan.
Ekspresi Cindy tidak berubah, sedangkan 3 jimat kuning di tangannya sontak terbang keluar, lalu membungkus berlapis-lapis pada lentera kertas. Akhirnya cahaya itu berhenti di udara.
Cindy masih belum sempat bernapas langsung melihat satu per satu jimat kuning yang awalnya membungkus lentera itu mulai berubah menjadi hitam.
Dia mengerutkan kening, lalu 3 jimat kuning itu terbang keluar lagi dan membungkusnya. Pada saat yang sama, dia mengayunkan dua jari tangan, seperti menjepit cahaya di udara itu, lalu menyusuri benang merah itu ke arah kening Sinta.
Ketika cahaya itu sepenuhnya menyatu ke kening Sinta, benang merah yang awalnya terhubung ke lentera di udara sontak menghilang. Pada saat ini, 6 jimat kuning malah mulai bergetar keras.
Merida ketakutan, bahkan tidak sempat melihat kondisi putrinya.
Cindy melihat ritual pengembalian roh sudah selesai. Sekarang dia mengayunkan tangan tanpa segan, sebuah cahaya spiritua
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda