Bab 11
Olivia bahkan tidak pernah menangis walaupun beberapa waktu ini dia merasa sangat sedih. Dia selalu bertahan, karena pada dasarnya dia tetap menyukai Leo. Kini matanya memerah dan dia tidak bisa menahan diri lagi. Dia menggigit bibirnya dan berkata dengan mata yang memerah, "Leo itu memang bajingan. Dasar pria berengsek."
"Iya, iya, iya, dia memang pria berengsek! Semua ini salahku. Seharusnya aku melarangmu sejak awal!" ujar Lina.
Lina juga marah, bahkan marahnya lebih garang daripada Olivia. "Kamu memang terlalu lemah, jadi siapa pun bisa menyakitimu," kata Lina.
"Nggak. Aku harus temui Leo dan tanyakan apa maksud dia. Dia berjanji akan berikan rumah itu kepadamu setelah cerai, kini justru diberikan kepada kekasihnya. Apa maksud dia?!" lanjut Lina.
Olivia menghentikannya dan berkata, "Jangan, Lina, ini nggak perlu. Lupakan saja."
"Apa kamu bisa terima semua ini?" tanya Lina.
"Aku nggak akan jual rumah ini kepadanya. Sekali pun aku harus menjualnya dengan harga murah kepada orang lain
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda