Bab 68
"Nindi, lebih baik minta maaf pada Sania sekarang!"
Kini, Leo tidak perlu mengkhawatirkan apa pun karena dia tidak lagi berharap pada Nindi.
Nindi hanya mengangkat alis. "Dia tinggal di kamarku tanpa izin. Jadi, aku berhak melakukannya."
"Sania punya alasan untuk tinggal beberapa hari, apa masalahnya?"
"Jadi, kenapa Kak Leo nggak membiarkan Sania tetap di tim E-Sport untuk ikut final? Apa karena terlalu lemah dan takut terpengaruh olehnya? Kenapa kamu begitu pelit, prestasi Sania turun demi ikut kompetisi ini. Kenapa kamu biarkan dia sebagai cadangan?"
"Ini tim E-Sport keluarga. Meski Sania nggak begitu cakap, dia sudah cukup berusaha."
"Kalau kalah di final, nggak akan rugi!"
Kata-kata Nindi cepat nan tajam, sehingga Leo tidak bisa bicara satu kata pun.
Nindi menatapnya sinis. 'Kenapa? Nggak bisa terima?'
Dulu, saat Kak Leo bicara seperti ini untuk mengikat moralnya, cara bicaranya begitu percaya diri.
Sekarang, mengapa dia tidak bisa terima saat sudah dapat bumerang?
Leo sontak murka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda