Bab 560
"Aku nggak bakal biarin kamu mati!" ucap Witan.
Witan tampak begitu gelisah. "Kalau kamu mati, hidupku ini juga nggak ada gunanya."
Usai berbicara, Witan turut meraih pisau buah lain dari atas meja, tetapi Darren dengan sigap merebutnya.
"Kak Darren, kamu 'kan tahu dari dulu aku suka banget sama Sania. Tapi karena kakiku cacat, aku merasa nggak pantas buat dia, jadi aku nggak berani jujur, dan cuma bisa melindunginya diam-diam. Tapi, kalau ia bersedia bersamaku, aku siap mati buat melindunginya."
Darren menggenggam pisau buah, seluruh tubuh Witan tampak jauh lebih lemah dan putus asa.
Ia menyaksikan drama itu dari samping, dengan memegang piring buah di tangannya. "Lanjut dong, kok malah berhenti sih?"
"Nindi, kamu nggak punya hati, ya? Kamu beneran tega lihat Sania mati, hah?" tanya Witan.
Witan sangat marah, ia menepis piring buah yang berada di tangan Nindi hingga terbalik.
Nindi dengan santai berkata, "Sebenarnya, bisa saja sih kalau mau aku berhenti menuntut Sania. Aku sudah kasih

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda