Bab 32
Nindi diam sebentar.
Dengan wajah sinis, dia berkata, "Aku menyalahkan diriku sendiri."
Menyalahkan dirinya yang buta dan tidak melihat sejak dulu seperti apa sebenarnya keluarga ini!
Nindi berlari masuk ke dalam kelas.
Nando berdiri di luar dengan raut wajah tak berdaya.
Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Nindi, tetapi Nindi selalu menolak!
Apa yang harus dia lakukan agar Nindi mengerti? Dia bersikap tegas karena Nindi adalah adik kandungnya.
Sedangkan Sania bukan. Itu sebabnya dia tidak menuntut terlalu banyak.
Dia bukannya pilih kasih!
Sania menghampirinya. "Kak, aku minta maaf. Mungkin aku sebaiknya pindah saja, biar Kak Nindi nggak terus-terusan marah dan bertengkar dengan kalian. Aku nggak mau hubungan kalian jadi memburuk karena aku."
Nando memaksakan senyuman. "Jangan konyol. Semua ini nggak ada hubungannya denganmu. Kamu nggak perlu pindah. Kamu itu adikku, dan akan selalu menjadi adikku."
Air mata Sania pun berubah menjadi senyuman. "Kalau begitu, Kak Nando harus janji!
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda