Bab 203
Nindi merasa, Cakra telah memperlakukannya begitu baik, berbeda dari yang lainnya.
Dia pun sempat salah paham, mengira Cakra juga menyukainya. Jika tidak, mengapa Cakra bisa sebaik itu padanya?
Pada akhirnya, semua itu hanya membuktikan dia yang terlalu banyak berkhayal.
Cakra rasa, ada yang menyumbat tenggorokan. Setelah hening beberapa saat, dia menjawab, "Sebenarnya ... itu bukan sesuatu yang mustahil."
Jantung Nindi langsung berdegap kencang. Apa maksud ucapan pria ini?
Kemudian, Cakra melanjutkan, "Karena hubungan dengan kakakmu sudah kamu putuskan, kamu boleh menganggapku sebagai keluarga mulai sekarang."
"Aku nggak kekurangan kakak," singkat Nindi.
Nindi berdiri dari tempat duduknya. "Aku sudah kenyang. Aku mau kembali ke kamar dan beres-beres."
Lalu, dia pergi dengan raut wajah kecewa.
Cakra hanya menatap punggung Nindi yang perlahan menjauh. Sorot matanya sulit diartikan.
Tidak lama setelahnya, Zovan masuk ke ruangan itu. "Sudah selesai mengobrol? Kamu serius mau melepaskan di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda