Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 201

Nando tidak pernah menyangka, Nindi sungguh akan bertindak sejauh ini. Dia susah payah mendongak dan berkata, "Adikku, apa benar-benar nggak ada cara buat kembali?" Melihat situasi itu, hati Sania bersorak gembira. Baginya, ini kabar baik. Dia segera memasang raut sedih sambil berkata, "Kak Nindi, bukankah kita satu keluarga? Darah lebih kental dari air ... apa kamu ..." "Diam!" Nando langsung membentak Sania. Sekarang, tiap kali melihat Sania menangis, hatinya langsung kesal. Mungkinkah membawa Sania pulang waktu dulu adalah sebuah kesalahan? Nindi tampak tenang saat berkata, "Kak Nando, ini bisa menjadi kali terakhir kupanggil kamu 'Kakak'. Tanda tangani saja." Dia menyerahkan pena ke tangan Nando sembari berkata, "Keluarga Lesmana adalah neraka untuk diriku. Aku nggak sanggup tinggal di sini lagi meski cuma sedetik." Nando menutupi wajah dengan tangan. Akhirnya, dia membubuhkan tanda tangannya pada dokumen itu. Nindi buru-buru mengambil dokumennya, seperti takut ada yang berubah. Us

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.