Bab 187
Wajah Sania jelas terlihat panik setelah Nindi mengatakan ini.
Sania berkata dengan mata menunduk, "Shery sudah mengakuinya. Dia datang ke sini pun nggak mengubah kenyataan."
Jadi, Shery tidak ingin disalahkan. Karena itulah dia beralih menyuap orang tua Shery.
Orang tua Shery mengangguk mengikutinya. "Benar, semua ini salah anak kami yang terlalu bodoh. Kami mengaku salah dan bersedia menerima hukuman, tapi jangan libatkan Nak Sania yang nggak bersalah."
Anak perempuan sialan ingin kuliah untuk apa? Uang yang diberikan oleh keluarga Lesmana cukup untuk membiayai kuliah adik laki-lakinya.
Wali kelas merasa rumit. "Nggak bisa. Shery harus datang sendiri ke sekolah."
Ekspresi di wajah Sania membeku. Sial. Padahal, dia sudah mengatur semuanya dengan baik.
Nindi langsung memutar balik keadaan dengan satu kalimat.
Darren mendengus kepada wali kelas. "Boleh saya bicara langsung kepala sekolah?"
Wali kelas mengangguk. Darren menoleh ke arah Sania. "Jangan khawatir, nggak akan terjadi apa-apa.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda