Bab 7 Wawancara
Saat itu pukul 10 pagi keesokan harinya, dan Verian melihat kerumunan orang di aula di lantai pertama ketika masuk ke Fudd’s Group. Mereka tampak memegang lamaran kala mengantri untuk menghadiri wawancara kerja. Anehnya, sekitar 99% responden adalah wanita. Terlebih lagi mereka masih muda dan cantik.
Verian sedikit mengernyit. “Apakah ini hari yang istimewa? Kenapa ada begitu banyak pelamar kerja?”
“Permisi, apakah kalian di sini untuk wawancara?”
Mengenakan rok mini merah muda, seorang wanita muda dan lembut terlihat menatapi Verian dari ujung kepala hingga kakinya, menjawab, “Kau juga di sini untuk wawancara? Kau berpakaian seperti biarawati tua! Menurutmu Presiden Fudd akan suka?”
Verian pun bungkam.
Tanpa sadar, dirinya melihat penampilannya. Pakaian paling umum yang akan dikenakan seseorang untuk wawancara; blus putih dengan rok pinggul dan sepasang sepatu hak tinggi 3 cm. Bagaimana dia bisa terlihat seperti seorang biarawati?
Sang penanggung jawab datang untuk menangani sesi wawancara. Dia menatap remeh pada mereka di balik kacamata berbingkai hitam itu. “Harap tenang. Presiden Fudd tidak suka wanita yang berisik. Berbarislah dan ikuti saya ke lantai 66 untuk wawancara secara bertahap.”
Sebelum Verian mengetahui situasinya, seorang gadis buru-buru mendorongnya ke lift dari belakang, “Hei! Majulah! Jangan menghalangi jalan jika kamu tidak bergerak!”
Penanggung jawab tadi langsung memelototi Verian dan gadis pendorong itu. “Kenapa kalian saling mendorong? Kau pikir akan lulus wawancara dengan mendesak-desak begitu?”
Suasana terasa aneh di sepanjang jalan ke lantai 66. Verian berdiri di antara sekelompok gadis berpakaian bagus dengan riasan tebal. Entah kenapa, rasanya ada sesuatu yang salah.
Apakah mereka benar-benar perlu berpenampilan seperti akan pergi ke kencan buta hanya untuk menghadiri wawancara posisi perancang seni?
Gadis-gadis dengan segala macam riasan itu terlihat memenuhi lift. Mereka memegang bedak bantal mereka, memperbaiki riasan mereka yang masih rapi.
Pintu lift terbuka dengan bel saat tiba di lantai 66.
Verian didorong maju oleh kerumunan, mengikuti mereka ke ruang wawancara.
Verian bisa melihat tim pewawancara melalui kaca transparan di situ. Tiga penguji dengan dua sekretaris berdiri di sampingnya – membuat siapa saja bergidik.
Fudd’s Group sangat ketat dalam memilih desainer untuk departemen seni dan kreatif? Dalam hal ini, bukankah mereka yang melamar posisi manajer atau direktur diharuskan melalui level wawancara yang berbeda, seperti bagaimana seseorang harus menyelesaikan level yang berbeda dalam permainan?
Beberapa gadis di belakang Verian Mont tampak sangat gugup, hingga telapak tangan mereka dipenuhi butiran keringat. Mereka berdiskusi dengan suara rendah, “Kudengar Presiden Fudd lulus dari perguruan tinggi Ivy League, dan aku hanya seorang sarjana biasa. Jangan-jangan aku nantinya tidak berkenan bagi beliau?”
“Kualifikasi bukanlah apa-apa. Pria hanya menyukai penampilan dan tubuh wanita.”
Sepertinya mereka tidak di sini untuk melamar posisi desainer. Sebaliknya, mereka di sini untuk melamar posisi sebagai kekasih Presiden Fudd?
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Seorang gadis yang mengenakan rok mini Givenchy hitam keluar dari kamar. Sepertinya dia mendapat hasil yang bagus dari wawancara. Wajahnya berbinar saat dia berdiri di depan pintu. Dia menyilangkan lengannya sambil melihat dengan sombong pada gadis-gadis lain yang sedang menunggu giliran untuk diwawancarai, “Apakah kalian benar-benar berpikir bahwa penampilan dan tubuh sudah cukup? Presiden Fudd telah melihat cukup banyak gadis cantik. Gadis-gadis sepertimu hanyalah pelengkap baginya. Presiden Fudd menyukai gadis-gadis dengan latar belakang keluarga yang baik, kualifikasi tinggi, dan yang pintar seperti aku. Biar kuberitahu kalian semua – Kamu lebih baik tahu diri, sayangku!”
Segera setelah gadis itu selesai berkata, seorang sekretaris keluar dari ruangan dan berkata dengan nada formal, “Selanjutnya, silakan.”
Verian tercengang. Gilirannya, rupanya. Menghirup napas dalam-dalam, dibawanya lamaran yang sudah disiapkannya dan berjalan ke arah ruangan dengan tenang.
Di antara tiga penguji itu, pria tampan di tengah yang mengenakan kacamata berbingkai emas tampak membaca-baca lamarannya, dan berbicara lebih dulu, “Verian Mont? Tolong perkenalkan dirimu. Beri tahu kami ukuran, berat badan, tinggi badan, status kesehatan, dan latar belakang keluarga Anda.”
Verian mengernyit kesal. Raut wajahnya berubah berang. “Jadi Fudd’s Group diam-diam menggunakan taktik kotor seperti ini untuk mempekerjakan karyawan wanita? Saya kira Presiden Fudd adalah seorang pengusaha yang serius, adil dan jujur. Sepertinya Presiden Fudd memanipulasi segalanya. Maaf, saya membatalkan wawancara ini.”
Para penguji saling memandang. Mereka menatap wajah Verian yang geram dan dengan bercanda berkata, “Nona Mont, Anda di sini untuk melamar sebagai istri Presiden Fudd. Tentu saja Presiden Fudd berhak mengetahui kondisi dasar Anda. Kalau tidak, beliau bisa menikahi siapa saja selama dia perempuan.”
“Apa? Lamaran menjadi 'istri Presiden Fudd'?”
“Oh, maaf kalau begitu. Sepertinya saya salah…”
Sebelum dia berhasil menyelesaikan penjelasannya, pintu ruangan tampak dibuka dan wawancara itu disela. Dia adalah asisten Presiden Fudd, Kush Xavier.
Kush berjalan ke penguji di tengah, membungkuk dan berbisik perlahan, “Direktur Lucas, Bos ingin mewawancarai Verian Mont secara pribadi.”
Zander Lucas mendorong kacamatanya yang berbingkai emas. Dengan tatapan licik, dia tertawa. “Kupikir dia tidak suka wanita, aku tidak menyangka ini seleranya.”
Zander menatap Verian dengan tajam, tersenyum tipis.
Kush berjalan menuju Verian dan berkata dengan nada hormat dan sopan, “Nona Mont, mari silakan ikuti saya.”
…
Duduk di kursi eksekutif hitam, Heaton menatap layar yang berhenti di laptopnya dengan wajah penuh pengabaian. Itu adalah rekaman wawancara Verian di sebelah.
Sang pria mengambil informasi dan gambar yang dikirim oleh asistennya Kush pagi ini. Pandangannya tertuju pada gambar kabur seorang wanita di atas meja bersalin.
Jika ibu pengganti tiga tahun lalu benar-benar Verian Mont…
Pintu ruangannya terbuka dengan sekali klik.
Kush masuk dengan Verian. “Permisi, Bos. Nona Mont ada di sini.”
“Terima kasih. Silakan pergi.”
“Siap.”
Verian masih tampak kebingungan kala memasuki ruangan itu. Begitu sang asisten pergi, dia mengerutkan kening, bertanya, “Presiden Fudd, saya di sini untuk melamar pekerjaan sebagai illustrator. Saya tidak mengerti apa yang Anda maksud sekarang.”
Heaton menutup laptopnya, kemudian melihat sang gadis dengan tatapan mengejek, “Anda baru saja memarahi saya karena menggunakan trik kotor di sebelah. Jadi, ada apa dengan Anda yang sempat merayu saya di pesta tadi malam? Sepertinya saya bukan satu-satunya orang yang memanipulasi sesuatu.”
Pipinya sontak memerah karena malu. Dia menggigit bibirnya, berkata, “Saya hanya ingin Presiden Fudd menunjukkan belas kasihan dan membatalkan proyek pembongkaran di Navy Road. Maafkan saya karena kurang sopan jika ada kesalahpahaman, Presiden Fudd.”
Heaton lalu berdiri dan berjalan ke tangki ikan besar di ruangannya itu. Dia memberi makan ikan dengan santai, “Tidak mungkin membatalkan proyek pembongkaran, tetapi masih ada ruang untuk negosiasi mengenai vila Keluarga Mont.”
Kegembiraan langsung muncul dalam hati Verian. “Presiden Fudd, apa itu artinya Anda akan mempertahankan vila keluarga kami?”
Pria itu kemudian meletakkan makanan ikan tadi ke samping. Dengan satu tangan di sakunya, dia berjalan menuju Verian. Tanpa sadar Verian melangkah mundur kala napas segar dan menyenangkan pria itu mendekatinya. Pada saat yang bersamaan, sebuah tangan besar memegang erat pinggangnya.