Bab 2 Sepuluh Juta Dolar yang Diambil
Verian Mont! Sedang apa kau di sini?"
Tiba-tiba, suara dingin seorang wanita paruh baya terdengar bergema di seluruh ruangan. Dia berbalik dan melihat ibu tirinya, Queena Sheen, berjalan masuk dari luar.
Pasangan bajingan di lantai atas itu melihat ke bawah ketika mendengar keributan.
Sedikit panik, Jensen berkata, “Verian, kau… kenapa kau kembali?”
Verian Mont mencibir dan menatap Jensen. “Ini rumahku, memangnya kenapa aku tidak bisa kembali?”
Wanelle Sheen yang masih dalam pelukan Jensen itu, mengangkat sudut bibir merahnya dan mengejek. “Rumahmu? Vila ini bukan lagi milik Keluarga Mont.”
Verian Mont mengernyit. “Apa maksudmu?"
Mengenakan rok mini dan sepatu hak tinggi, Wanelle Sheen berjalan menuruni tangga. “Ayahmu, Grayson Mont, bunuh diri dengan melompat dari gedung 10 bulan lalu. Dia meninggalkan setumpuk hutang yang sangat banyak. Vila ini akan digadaikan jika bukan karena ibuku! Jadi jelas rumah ini bukan lagi milik Keluarga Mont. Sekarang menjadi milik Keluarga Sheen! "
“Melompat dari gedung ... bunuh diri? Bagaimana mungkin!”
Verian Mont meraih kerah Wanelle Sheen. Wajahnya pucat seiring meluapkan amarahnya, “Ini tidak masuk akal! Bagaimana mungkin ayahku bunuh diri dengan melompat dari gedung! Jelaskan!”
“Bicaralah dengan baik dan jauhkan tanganmu dariku! Verian Mont, lepaskan aku!”
Bruk!
Jensen mendorong Verian dengan keras hingga terjatuh.
Rasa sakit pun terasa melanda seluruh tubuhnya!
Dia memelototi Jensen dan Wanelle Sheen tajam. “Kembalikan ayahku! Apakah kalian berdua bersekongkol untuk membunuh ayahku?”
"Cukup! Kau masih berani bertanya tentang ayahmu? Dimana kau saat ayahmu dalam masalah? Kau menghilang tanpa jejak selama ini, dan baru sekarang berpikir soal ayahmu? Hah? Ayahmu yang berumur pendek itu telah lama dipaksa oleh kreditor untuk bunuh diri!”
“Tidak mungkin! Aku telah mengirimkan 10 juta ke rekeningnya! Tidak mungkin ayahku bunuh diri karena putus asa!”
“10 juta? Hah, berhentilah bermimpi! Memangnya dari mana kau mendapatkan 10 juta?”
Kepala Verian Mont terasa seolah dilanda sesuatu yang hebat. Beragam prasangka yang menakutkan melintas dalam benaknya ketika dia menatap sorot mata jahat Wanelle Sheen.
Queena Sheen, istri kedua ayahnya, yang juga adalah ibu tirinya rupanya menyimpan 10 juta yang diperolehnya dengan mengorbankan martabat dan kepolosannya untuk dirinya sendiri.
Padahal 10 juta itu adalah uang untuk menyelamatkan ayahnya!
Verian Mont pun gemetar. Katanya dengan napas terbata, “Kau menyimpan 10 juta itu, ‘kan? Berarti kalianlah yang membunuh ayahku, iya ‘kan?! Kembalikan ayahku! Kalian semua! Kembalikan ayahku!”
Berdiri, dengan cepat diambilnya pisau buah di atas meja dan mengayunkannya pada Queena Sheen dan Wanelle Sheen!
“Ahhh! Dia gila! Jensen! Hentikan orang gila itu! "
Jensen sontak meraih pergelangan tangan Verian. Pisau itu pun mengiris lengannya dan terjatuh. Jensen langsung menendang menyingkirkannya.
Merasa perlu membela dirinya, Queena Sheen menatap gadis yang mengancamnya itu dan berteriak marah, “Wanelle! Ambil guci ayahnya dan berikan padanya!”
Dengan mulut terbuka, Verian Mont menatap kosong ke arah guci.
“Guci Ayah ... Apakah ini benar-benar isinya?”
Queena Sheen menyambar guci itu dan melemparkannya ke arah Verian Mont. “Pemakaman jaman sekarang mahal sekali! Meninggalkan guci di rumah akan membawa sial bagi kita juga! Ambil itu! Jangan katakan pada siapapun bahwa kau mengenal kami pada masa mendatang nanti!”
Verian Mont pun memeluk guci itu erat seiring air mata yang mulai menetes di pipinya. “Ayah… kenapa Ayah harus seperti ini… aku tidak sempat melihat wajah Ayah untuk yang terakhir kali. Teganya Ayah meninggalkanku... Ayah berjanji akan menungguku kembali... Ayah berjanji...”
“Sana kau! Keluar dari sini dengan guci ayahmu! Jensen! Keluarkan dia! "
Jensen lalu menarik lengannya yang terluka dan menyeretnya sampai ke luar pintu. Dengan kemarahan, dilemparkan uang seratus Dolar padanya. “Verian Mont, sebentar lagi akan hujan deras. Carilah taksi dan pergi sekarang! Jangan pernah kembali ke sini lagi!”
Sang gadis memegang erat uang kertas seratus Dolar itu. “Tegakah kau mencoba mengusir seorang pengemis?”
Dan dalam hitungan detik saja, uang itu dirobek-robek oleh jari-jemarinya yang kurus kemudian dilemparkan uang itu ke wajah sang pria. “Jensen, aku bersumpah dengan harga berapapun – kau dan dua orang Sheens itu akan membayar lebih dari seribu kali lipat untuk apa yang telah kau lakukan padaku, nanti!”
Alis Jensen mengerut kesal, dan dia membanting pintu dengan keras!
Embusan angin dari pintu itu menyapu wajah pucat Verian Mont. Dingin menusuk.
Memeluk guci ayahnya, gadis malang itu menyeret tubuhnya yang kelelahan dan berjalan di tengah hujan lebat. Siluetnya tampak panjang dan kesepian dalam redupnya langit saat itu.
“Ayah, aku akan membawamu pulang.”
Setelah berjalan beberapa saat, lutut lemahnya akhirnya menyerah. Dia pun menjatuhkan diri berlutut di bawah guyuran hujan dingin saat itu. Dengan hati-hati dipeluknya guci, menutupinya dengan lengan rampingnya. Wajah pucat dan kecil itu tertunduk. Mulutnya kembali berceracau. “Ayah, aku tidak bisa melangkah lebih jauh. Kita telah kehilangan rumah kita… tapi suatu hari, aku akan membawamu kembali ke sana!”
Seketika cahaya yang menyilaukan muncul.
Sebuah Maybach hitam edisi terbatas yang mewah dan elegan itu mengerem dan langsung berhenti.
Pengemudinya melihat keluar dari jendela dan melihat sesosok lemah yang pingsan. Gugup, katanya, “Presiden Fudd, kita dalam masalah. Sepertinya kita menabrak seorang wanita.”
Sulit untuk melihat emosi pria itu karena wajahnya yang dingin tersembunyi dalam kegelapan. Ujarnya tanpa perasaan yang berarti, “Bawa dia masuk dan antarkan dia ke rumah sakit.”