Bab 25
Saat keluar dari rumah sakit, Sigit masih khawatir dan melihat ke arah kamar Susan.
"Dia nggak apa-apa, 'kan? Apa yang kita lakukan ini benar?"
Bagaimanapun juga, Susan adalah orang yang pernah menyelamatkan hidupnya. Jika terjadi sesuatu padanya akibat perbuatan mereka, Sigit akan merasa tidak enak hati.
Sigit tidak menyangka Susan begitu lemah secara psikologis.
Namun, jika perkataan mereka membuat kondisi Susan memburuk, Sigit akan merasa bersalah.
Jesika menepuk kepalanya dengan lembut, ekspresinya tampak serius.
"Tenang saja, nggak akan terjadi apa-apa. Aku sudah memanggil dokter terbaik."
Susan memang beruntung. Walaupun dia pingsan, kejadian itu tidak berdampak buruk padanya. Sebaliknya, itu membantu Sigit mengurangi ketegangannya. Jadi, ada sisi positif dari kejadian tersebut.
Waktu berlalu cepat, dan tibalah hari pertunangan Sigit dan Jesika.
Pesta pertunangan mereka diatur sepenuhnya oleh Keluarga Delano. Mereka memilih hotel paling mewah di ibukota sebagai lokasi acara.
M
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda