Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 10

Pasangan pria tampan dan wanita cantik memang selalu menjadi bahan perhatian. Bahkan di tengah keramaian seperti ini, mereka tetap bisa terlihat dengan sekali pandang. Orang di sebelahnya menarik lengan Agnes. "Kak Agnes, lihat ke sana. Itu benar-benar Tuan Mike, 'kan? Tuan Mike jarang datang ke Klub Sarna. Aku hampir nggak pernah lihat dia, apalagi dapat kesempatan untuk layani dia. Kamu kan sudah banyak pengalaman, pasti tahu itu benar Tuan Mike, 'kan?" Agnes menoleh ke arah yang ditunjukkan. Seketika, matanya langsung tertuju pada Mike dan Kaira. Dua orang ini benar-benar mencolok. Hanya dengan sekali lihat, Agnes langsung terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa. Mike begitu menawan, bagaimana mungkin Agnes tidak mengenalinya? Ini memang Mike! Orang di sebelahnya kembali menyenggol Agnes yang masih tertegun, tampak sangat bersemangat. "Kak Agnes, itu benar Tuan Mike? Benar, 'kan?" Agnes butuh waktu untuk kembali sadar dari keterkejutannya, lalu mengangguk. "Benar, itu Tuan Mike." "Apa? Memang Tuan Mike? Kenapa Tuan Mike datang ke tempat seperti ini untuk makan malam?" "Wah, aku sama sekali nggak sangka! Gadis baru itu kelihatan tenang dan polos. Aku pikir dia benar-benar lugu. Tapi, rupanya dia cuma meremehkan tamu biasa, anggap mereka nggak tak selevel dengannya." "Gadis baru ini memang luar biasa. Sekali bergerak, langsung mengincar yang terbesar!" "Bisa membuat Tuan Mike datang ke tempat seperti ini untuk makan malam, itu benar-benar kebolehan yang luar biasa!" Di samping itu, ada juga sosok yang iri dan sinis, "Tuan Mike cuma belum pernah ke tempat seperti ini, jadi datang hanya untuk coba-coba. Dia jangan terlalu besar hati." Agnes menatap Kaira dengan mata penuh iri, cemburu dan amarah. Saat di dalam ruang VIP tadi, dia sudah memperhatikan bahwa Mike sama sekali tidak suka didekati oleh wanita lain. Namun anehnya, dia membiarkan Kaira duduk di sebelahnya dan menuangkan minuman untuknya. Sekarang, bahkan setelah keluar dari Klub Sarna, kenapa mereka masih bersama untuk makan malam? Gadis belia yang tak punya kecerdasan emosional ini, bagaimana bisa punya daya tarik sebesar itu? Agnes mengepalkan tangannya erat-erat karena rasa cemburu. Tiba-tiba, dia mendapat ide cemerlang. Senyuman muncul di sudut bibirnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan diam-diam mengambil foto Kaira dan Mike. ... Makan malam itu berlangsung dalam suasana tenang. Keduanya tidak banyak berbicara, tetapi atmosfernya terasa nyaman. Hingga akhirnya, mereka berdua menghabiskan makanan mereka dengan sempurna. Kaira melihat kotak plastik kosong di depan Mike dan tak bisa menahan tawa. Mike menatapnya. "Kenapa kamu tertawa?" Kaira menirukan nada bicara Mike sebelumnya. "Kalau wadah ini kena makanan panas, bisa menghasilkan zat beracun." Mike tertegun. Dirinya langsung mengerti bahwa Kaira sedang menyindir ucapannya tadi. Namun, bukannya marah, dia malah mengingatkan Kaira lagi dengan sikap menasihati. "Sesekali nggak masalah, tapi sebaiknya jangan terlalu sering. Kalau sampai sakit, nggak ada obat penyesalan." "Aku tahu." Kaira berpikir, kenapa sebelumnya dia tidak menyadari bahwa Mike bisa seperti orang tua yang suka mengomel? Kaira berdiri dan memindai kode di stan penjualan siomai. "Pak, aku sudah bayar makanannya." "Oke!" Penjual masih sibuk memasak. Setelah membayar, Kaira melambaikan tangan ke arah Mike. "Perut sudah kenyang, aku pulang dulu. Tuan Mike, sebaiknya Anda juga cepat pulang dan istirahat. Begadang nggak baik untuk kesehatan." Mike ikut berdiri. Tubuhnya yang tinggi dan tegap terasa mencolok di tempat itu. "Aku antar kamu." Kaira buru-buru mengibaskan tangan. "Nggak perlu, nggak perlu! Kita pasti nggak searah. Aku bisa naik taksi sendiri. Kalau pulang malam, biaya taksinya juga bisa dikasih toko." "Tambahkan aku di WhatsApp, ya." "Ha?" Kaira ragu apakah dia salah dengar. Mike yang meminta WhatsApp-nya duluan? Ini bercanda, 'kan? Mike tetap serius. "Aku akan transfer uang makan malam tadi ke kamu." "Nggak perlu, anggap saja aku traktir." "Apa aku butuh kamu traktir?" Kaira tertegun. Ini pertama kalinya dia mentraktir seseorang dan malah ditolak mentah-mentah. Hah, pria memang sulit dilayani! Kaira merasa lebih baik menjauh dari pria ini. Dengan kepribadian yang tidak menentu seperti ini, kalau suatu hari, emosinya tidak baik, membunuhnya pun pasti akan dilakukan dengan santai. "Taksiku hampir sampai. Aku pergi dulu, bye-bye!" Setelah itu, dia langsung kabur. Bahkan dirinya tidak mengucapkan selamat tinggal. Seakan tidak pernah terpikir untuk bertemu dengannya lagi. Pikiran itu membuat dada Mike terasa sesak dan tidak nyaman. ... Kaira menemukan mobil yang dipesannya di ujung jalan dan masuk setelah menyebutkan empat digit terakhir nomor ponselnya. Dia bersandar di kursi belakang, menatap pemandangan di luar jendela. Begitu meninggalkan kawasan pujasera, jalanan mulai sepi. Hanya ada beberapa mobil yang sesekali melintas. Dia kembali memikirkan Mike, pria yang sulit ditebak itu. Hari ini, dia dimarahi lagi hanya karena mentraktirnya makan malam. Pria itu benar-benar punya temperamen buruk. "Zzz!" Ponselnya bergetar. Ternyata itu pesan dari Agnes. Mereka hampir tidak pernah berhubungan, kecuali saat pertama kali menambahkan kontak. Dengan penasaran, Kaira membuka pesan tersebut. Yang pertama muncul adalah foto dirinya dan Mike sedang makan bersama. Agnes: [Setahuku, Lydia sekarang bersama Tuan Mike, 'kan? Menurutmu, kalau Lydia tahu kamu menggoda sugar daddy-nya, apa yang akan terjadi?] Wajah Kaira langsung pucat. Dia tidak pernah berniat merebut siapa pun dari Lydia. Namun, siapa sangka Mike malah datang sendiri? Dia juga tidak tega menolaknya. Kaira membalas: [Apa maumu?] Agnes: [Beri aku 200 juta dan aku akan hapus foto ini.] Kaira: [Kamu sadar ini pemerasan?] Agnes: [Pemerasan apa? Jangan berkata seburuk itu. Aku cuma memberi harga, keputusan mau kasih atau nggak ada di tanganmu.] Kaira tahu kalau Lydia sampai salah paham, hubungan mereka bisa berantakan. Namun, permintaan Agnes ini terlalu keterlaluan. Akhirnya, dia memutuskan untuk menyerah. [Nggak punya uang, nggak kasih.] Agnes langsung mengancam: [Baiklah! Itu keputusanmu sendiri. Jangan salahkan aku kalau nanti terjadi sesuatu.] Kaira sudah menutup pesannya. Dia malah menatap foto profil Lydia, terdiam. Lebih baik dia memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Lydia.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.