Bab 924
Di sebuah kafe.
Saat Mario tiba, Arthur mengetuk arlojinya dan berucap pelan, "Orang itu sudah menunggumu selama setengah jam."
"Kenapa? Kamu nggak sabar menunggu?" Mario mengenakan pakaian kasual yang sederhana dan tidak mencolok.
Jika bukan karena wajahnya yang tampan dan auranya yang luar biasa, pria berpakaian sepertinya pasti tidak akan dilirik dua kali oleh orang lain di jalan.
"Nggak, sabar banget, kok." Arthur menunjukkan ekspresi tidak bersalah.
Mario meliriknya sejenak, seakan-akan ingin berkata, "Lantas kenapa kamu membahasnya?"
"Hanya saja, datang terlambat akan membuatmu terkesan nggak sopan, 'kan?" Arthur memang pria dengan karakter yang baik. Selama masa sekolah, jika tidak menjadi ketua kelas, dia pasti menjadi siswa teladan.
"Aku sengaja." Dua kata dari Mario membuat Arthur terdiam.
Mario mendorong pintu dan masuk. Pria di sofa menoleh, tetapi tidak beranjak dari duduknya. Mario berjalan mendekat dan berkata dengan setengah hati, "Maaf sudah membuatmu menunggu lama."
"

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda