Bab 693
Di pantri, aku bertanya sambil lalu pada karyawan lain, "Apa Pak Arthur nggak datang hari ini?"
Mendengar itu, beberapa orang di situ langsung menahan tawa. Reaksi mereka membuatku penasaran. "Kenapa? Apa yang terjadi padanya?"
"Wajahnya terluka!"
"Pasti dicakar pacarnya."
"Aku nggak menyangka pacar Pak Arthur segalak itu ... "
"Siapa suruh Pak Arthur pergi ke kelab malam? Kalau aku jadi pacarnya, aku juga akan mencakar dia."
Semua orang sibuk membahas hal ini. Setelah mendengar kata-kata mereka, aku segera mengerti. Arthur tidak datang ke perusahaan karena malu dengan luka di wajahnya.
Setelah kembali ke kantorku, aku menelepon Arthur. Orang bilang, tidak bijak menabur garam di atas luka orang lain. Namun, aku tetap ingin bertanya padanya.
Bukan untuk mengejeknya, tetapi murni karena peduli. Bagaimanapun, dia selalu baik padaku.
"Jangan dengarkan omong kosong para penggosip di perusahaan. Semua itu nggak benar," kata Arthur begitu telepon tersambung.
Dia ini tipe orang yang tidak pand
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda