Bab 642
Aku berlari ke bianglala "Mata Bawhana".
Sejak taman bermain dibuka untuk umum, wahana bianglala menjadi sangat populer. Para pengunjung bahkan memberinya nama julukan.
"Aku mau naik!"
Dengan statusku, aku berkuasa meminta staf menghentikan bianglala, memutarnya, dan membawaku naik.
Bianglala perlahan-lahan naik. Harold yang mengejarku sudah berdiri di bawah, mendongak memandangku.
Seiring kabin bianglala yang makin tinggi, aku pun bisa melihat seluruh taman bermain dengan jelas. Terakhir kali aku melihat pemandangan seperti ini adalah saat Mario menyelesaikan pekerjaan pencahayaan. Saat itu, kami berdiri bersama di sini.
Selain menikmati pertunjukan cahaya yang megah, kami juga merasakan manisnya cinta kami.
Kini, lampu-lampu itu masih bercahaya gemerlap, tetapi dia sudah tiada.
Tidak!
Dia masih hidup!
Malafungsi lampu-lampu tadi adalah caranya untuk memberitahuku bahwa dia masih hidup.
Kabin bianglalaku sampai ke titik puncaknya. Pemandangan yang terlihat di depanku bukan hanya taman
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda