Bab 561
"Klein benar-benar kejam," ucap Max sambil mengendurkan pelukannya. Nada bicaranya penuh dengan simpati.
Aku menatapnya, lalu lonjakan amarah dan kebencian seketika meledak di hatiku. Aku mengambil barang-barang yang berada dalam jangkauanku dan melemparinya sambil memaki, "Sekarang kamu sudah tahu, 'kan? Aku bukan wanitanya. Dasar bajingan, berengsek ... "
Aku jarang sekali mengumpat sekasar itu. Saat aku selesai, aku bahkan tidak tahu sedang mengumpati siapa.
Seolah-olah hanya dengan cara ini, aku bisa meluapkan frustrasi dan kesedihan yang kupendam di hatiku.
Max tidak menghindari lemparanku dan membiarkan aku mengamuk.
Ketika akhirnya tanganku tidak bertenaga untuk melempar lagi, sekujur tubuhku juga tidak bisa bergerak. Aku lantas meringkuk diam.
Max melangkah pergi. Saat dia menutup pintu, aku mendengar seseorang di luar bertanya padanya, "Apa wanita ini benaran bisa memancing Mario?"
Jawaban Max tidak terdengar, terhalang pintu yang ditutup rapat.
Kini aku sendirian di dalam kam
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda