Bab 518
Akhirnya Reynard menyadari ada yang tidak beres dengan Harold.
Aku menyesap air. "Seharusnya kamu tanya dia. Oh, ya … sekarang aku nggak punya perasaan terhadap siapa pun."
Ekspresi Reynard kelihatan datar. "Kamu nggak usah ingatin aku berkali-kali."
"Aku hanya lagi jujur saja." Usai berbicara, aku berdeham. Reynard menepuk-nepuk punggungku.
"Apa Mario nggak tahu terjadi sesuatu sama kamu?" Ucapan Reynard sungguh menusuk hati.
Aku memegang cangkir. Suhu air menyingkirkan rasa dingin dari tubuhku. Hanya saja, tetap tidak bisa menyingkirkan rasa dingin di hatiku. "Dia sudah datang, tapi sudah pergi."
Reynard tidak mengatakan apa-apa lagi. Aku menyerahkan cangkir kepadanya. "Aku ngantuk. Aku mau tidur sebentar."
Aku berbaring, sedangkan Reynard duduk diam di sana. Lantaran sedang demam, kelopak mataku terasa sangat berat. Saat aku hampir tertidur, aku mendengar Reynard berkata, "Sepertinya kamu nggak pernah sesakit ini ketika kita berpisah."
Malah mengajukan keberatannya?
Sebenarnya apa y
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda