Bab 500
"Di luar lagi hujan. Apa kalian nggak bisa bicara di sini saja?" omel Camilla. Begitu kata-kata itu terucap, Robbert langsung memelototinya.
"Bukannya Ibu bilang mau buat pangsit? Ayo kubantu." Harold dari tadi hanya diam akhirnya bersuara.
Tanpa mengatakan apa-apa, aku bangkit dan mengikuti Reynard keluar.
Dia menungguku di depan pintu sambil memegang payung.
Sejujurnya, kami bisa bicara empat mata di ruangan mana pun dalam rumah ini. Sama sekali tidak perlu keluar dengan membawa payung.
Namun, dia pasti punya alasan tertentu dengan melakukan ini. Aku juga tidak ingin bertanya.
"Dingin, nggak? Mau aku ambilkan jaket?" tanya Reynard dengan perhatian.
Harus kuakui, sejak kami berpisah daya tariknya sebagai pacar kian bertambah. Dia juga menjadi lebih perhatian.
Sayang sekali, itu sudah terlambat.
"Nggak perlu." Aku mengambil payung dari tangannya dan melangkah di tengah hujan.
Reynard tidak mengatakan apa-apa, hanya menemaniku berjalan di tengah hujan. "Masih ingat terakhir kali kita ja
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda