Bab 480
Mario tidak pernah menyembunyikan apa pun, dia selalu bicara apa adanya.
Kata-katanya membuatku sadar. Dia berkata seperti itu karena memang begitulah yang dipercayainya.
Sejak kami bersama, aku selalu khawatir masa laluku dengan Reynard akan memengaruhi hubungan kami. Jadi, aku berusaha menjaga jarak dengan Reynard.
Namun, pada akhirnya sikapku sendiri yang membuat Mario percaya bahwa aku masih mencintai Reynard.
Aku tahu keraguannya tidak bermula saat aku mendonorkan darah untuk Reynard. Dia pasti sudah berkali-kali meragukanku, makanya bisa berpikir seperti ini.
"Mario, ternyata selama ini kamu merasa aku nggak cukup mencintaimu," ucapku sambil tersenyum sinis. "Kalau begitu, sepertinya aku benar-benar nggak tahu cara mencintai seseorang."
"Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu nggak akan semudah itu bilang putus," kata Mario dengan suara pelan.
Aku memejamkan mata tanpa daya. "Aku sudah bilang, itu hanya ancaman kosong."
Usai berkata begitu, aku tersenyum pahit. "Aku mengucapkan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda