Bab 422
Ekspresi Reynard membeku dan matanya bergetar menatapku.
Kemudian, tatapannya jatuh pada tanganku dan Mario yang terjalin erat.
Dia tidak mengatakan apa-apa, aku pun hanya diam. Mario yang pertama bersuara, "Selamat pagi, Pak Reynard."
Selamat pagi apanya?
Fajar saja belum menyingsing.
Sapaan Mario membuyarkan lamunan Reynard. Dia menatapku lagi dan menggertakkan giginya. "Chloe, ada yang ingin kubicarakan denganmu."
Aku bisa saja menolak, tetapi aku tidak melakukannya.
Ada beberapa hal yang harus diucapkan dengan benar-benar jelas. Jadi, tidak perlu diulangi lagi di masa depan.
"Mario, kamu naik saja duluan. Aku mau minum susu," ucapku dengan natural.
Mario mengangguk dan merapatkan jaketku. "Pagi ini dingin."
Dia masuk ke dalam lift dan naik. Reynard tidak langsung mengajakku pergi, melainkan memperhatikan angka di panel lift. Setelah lift berhenti, dia baru menoleh padaku dan bertanya, "Kapan kamu beli apartemen di sini?"
Ketika aku tahu bahwa Ivy tinggal di sini, aku kira Reynard s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda