Bab 353
Namun, tak ada yang menyangka bahwa di balik semua itu, Freddy sebenarnya hidup penuh tekanan.
"Freddy juga manusia. Dia pasti merasa lelah. Beberapa kali aku memergokinya bangun tengah malam untuk merokok. Setiap kali melihatnya seperti itu, aku merasa sangat bersalah karena sudah membuatnya terbebani," ucap Ivy sambil menggeleng perlahan.
"Aku mau meninggalkannya bukan cuma karena diriku sendiri atau nggak menghargainya. Aku mencintainya. Justru karena itu, aku nggak mau dia terus merasa terbebani," lanjut Ivy, seolah-olah berusaha membenarkan tindakannya.
"Sekarang, dia nggak akan merasa lelah lagi. Dia nggak akan merasakan apa pun lagi," sindirku.
Ivy menyadari nada ejekanku. Dia membalas, "Chloe, kamu nggak pernah menjalani hidup sepertiku, jadi nggak akan mengerti."
Suaranya menjadi makin keras dan hampir seperti berteriak.
Matanya menatap lurus padaku. Namun, kemarahan yang sempat terlihat dalam matanya perlahan memudar. Ivy melanjutkan, "Chloe, tentang kematian Freddy, aku bena
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda