Bab 327
Mario menggosok-gosok dahinya ke dahiku, "Tapi aku sangat merindukanmu, sangat, sangat merindukanmu ... "
Dia menggenggam tanganku dan menuntunku ke tempat yang panas.
Tanganku langsung tersentak mundur dan buru-buru aku sembunyikan di belakang. Melihat aku yang panik, dia tertawa pelan, "Kamu nggak menginginkannya?"
"Nggak, sama sekali nggak mau. Aku mengantuk, mau tidur." Aku mendorongnya sedikit, lalu mencoba mengambil kunci.
Namun, makin panik makin kacau. Aku tidak bisa menemukan kuncinya. Pada akhirnya, Mario yang mengambilkannya untukku.
"Kucing kecil sedang panik." Dia berbisik di dekat telingaku.
Tubuhku terasa panas, seolah-olah panasnya menular darinya kepadaku.
Mario membantuku membuka pintu, tetapi dia menahanku ketika aku hendak masuk, "Sungguhan nggak izinkan aku masuk?"
"Nggak, nggak boleh." Aku bahkan tidak berani menatapnya.
Namun, aku baru berucap, Mario sudah mendorong masuk, aku menatapnya tajam, "Mario."
"Aku nggak akan menginap," katanya sambil berkeliling mengec
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda