Bab 263
Aku menahan senyum karena melihat wajah Mario yang memerah serta butiran keringat di ujung hidungnya.
Mario memalingkan wajah ke samping. Aku pun berhenti menggodanya dan kembali melajukan mobil.
Membahas kata "keras" sukses membuat kami terdiam selama beberapa menit.
Aku kemudian teringat bahwa kami memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua sore ini. Jadi, aku akhirnya buka mulut. "Kamu mau ke mana sekarang?"
"Kamu ada waktu sore ini?" tanya Mario.
"Ada!" Jawabanku meluncur begitu saja, terlalu cepat hingga seolah-olah aku sudah sangat tidak sabar.
Wajah tegang Mario mulai menunjukkan sedikit senyuman. "Aku mau mengajakmu ke suatu tempat."
Kali ini aku menahan diri dan tidak langsung menanggapi.
"Aku mengaktifkan navigasi, kamu ikuti arahnya saja," kata Mario yang menganggap diamku sebagai setuju.
Mengikuti navigasi GPS, kami tiba di sebuah daerah terpencil di pinggiran kota. Tempat ini sangat sepi dan rumput liar tumbuh di mana-mana. Satu-satunya yang menarik perhatianku ad
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda