Bab 251
Setelah menutup telepon, Arthur menghela napas dan ketika matanya menatapku, wajahnya kembali dipenuhi senyum cerah.
"Silakan duduk, Bu Chloe," kata Arthur sambil memberi isyarat padaku.
Begitu aku duduk, dia kembali menghela napas. "Sulit sekali mencari tenaga teknisi yang punya pengalaman di lapangan sekarang."
Aku yang sempat mendengar percakapannya di telepon pun bertanya, "Apa kita kekurangan tenaga teknisi?"
"Iya. Kemarin salah satu kepala insinyur mengundurkan diri, padahal kita sendiri masih kekurangan tenaga insinyur. Kondisinya makin parah sekarang," kata Arthur sambil menggelengkan kepala. Dia terlihat cukup tertekan karena masalah ini.
Semenjak aku bergabung di perusahaan ini dan mengenalnya, dia selalu tampak riang seolah-olah tidak memiliki beban apa pun.
"Saat ini ada polarisasi dalam distribusi tenaga kerja di negara kita. Ada banyak tenaga kerja yang kualifikasinya baik, tapi sama sekali nggak punya pengalaman di lapangan. Meskipun banyak yang menganggur, jarang sekali
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda