Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 219

Saat aku menatapnya, aku teringat bahwa ayahnya ternyata adalah pria yang sering aku panggil "Om Kook" waktu aku kecil. Memikirkan bagaimana Mario mendekatiku, aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Mario, apa kamu mendekatiku karena suka padaku?" "Memangnya apa lagi alasannya? Untuk main-main?" Dia juga menatapku dengan tegas. "Apa ada yang kamu sembunyikan dariku? Misalnya ... apa kita sudah saling kenal sejak lama?" Selama perjalanan pulang, bahkan sejak mengetahui identitas ayahnya, aku terus memikirkan pertanyaan ini. Dia mengerjapkan matanya dan berkata, "Aku pernah menggendongmu waktu kamu kecil. Kamu juga ... pernah menciumku." Mario selalu punya cara untuk mengejutkanku. Jika aku adalah gadis naif yang belum berpengalaman dalam cinta, kata-katanya ini pasti sudah membuat wajahku memerah. "Oh, ya? Aku cium kamu di mana?" balasku tanpa ragu. Mario mengambil satu langkah lebih dekat ke hadapanku, makin memperkecil jarak di antara kami. Debar jantungku bertambah kencang, tet

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.