Bab 209
Alice menatapku dengan mata berbinar dan bertanya, "Kak Chloe, apa kamu bisa membantuku?"
Aku terdiam.
Aku bisa saja membantu. Namun, haruskah aku mengambil risiko sementara Mario saja tidak berani?
Puji syukur jika operasinya berhasil. Jika gagal, Mario tidak akan pernah memaafkanku. Meski begitu, itu hanya masalah kecil dibandingkan dengan kesedihan yang akan dirasakannya.
"Apa Kak Chloe juga nggak bisa membantuku?" Alice menganggap diamku sebagai tidak adanya harapan.
Dia menurunkan pandangannya dengan ekspresi kecewa. "Kakakku bahkan nggak berani membiarkanku menjalani operasi karena risikonya terlalu besar. Aku tahu nggak ada yang bisa memastikan kondisiku sekarang."
Usai berkata begitu, dia menghela napas, lalu menatapku lagi sambil tersenyum.
Bukan karena suasana hatinya cepat berubah, tetapi karena dia tidak ingin emosinya memengaruhi perasaanku.
"Nggak apa-apa, Kak Chloe. Saat ini aku sangat bahagia, aku akan hidup sampai waktuku tiba. Siapa tahu, mungkin saja aku bisa hidup s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda