Bab 170
Aku merasakan tubuh Mario bergetar sejenak. Mungkin dia tidak menyangka aku akan mencium dia lebih dulu.
Namun, dalam sekejap, tangan besarnya sudah melingkar di pinggangku, dan saat aku menjauh dari bibirnya, aku tersenyum padanya. "Ini sebagai hadiah buat kamu yang sudah mau disuntik dengan baik."
Saat mengucapkan itu, aku tiba-tiba teringat saat Reynard pernah sakit dan harus disuntik. Dia sangat takut jarum suntik, bahkan lebih memilih menahan sakit daripada pergi ke rumah sakit.
Bagi Reynard, disuntik itu seperti disiksa. Dia terlihat seperti anak kecil yang hampir menangis.
Setiap kali, aku harus membujuknya butuh waktu yang sangat lama, seperti menenangkan anak kecil. Saat jarum dimasukkan, aku sering menutup matanya. Ketika jarum itu menembus kulitnya, dia bahkan pernah menggigit lenganku.
Jadi, setiap kali Reynard selesai disuntik, aku merasa seperti telah menyelesaikan misi sejarah dengan bisa menghela napas lega.
Dia juga selalu meminta hadiah setelah disuntik, baik itu deng
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda