Bab 155
Ling Yiran meraih ponselnya untuk melihat jam. Saat itu sudah jam 3 pagi dan dia masih bisa tidur selama beberapa jam lagi.
Ketika Ling Yiran akan menutup matanya, dia tiba-tiba duduk dengan tegak. Detik berikutnya, dia menatap dengan tidak percaya, matanya terbuka lebar.
Seorang pria sedang duduk di dekat meja makan di apartemen sewaannya, bermain dengan gelang perak yang ada di sakunya.
Di bawah cahaya lampu di ruangan itu, lelaki itu tampak seperti lukisan yang digambar diatas kertas kanvas. Alisnya tebal, hidungnya mancung. Bibirnya tipis, dan dia memiliki sepasang mata phoenix yang indah. Ketika dia melengkungkan bibirnya dan menatap Ling Yiran, dia tampak dingin dan asing.
Saat pria itu menatapnya, Ling Yiran merasa seolah-olah tatapan lelaki itu adalah sebuah fatamorgana.
"Apakah pria ini nyata? Apakah aku sedang ... bermimpi?"
"Apakah kau sudah bangun?" Suara pria itu memecah keheningan di kamar.
Ling Yiran tiba-tiba tersadar dan menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda