Meski di dalam merasa terkejut, Madeline tetap mempertahankan seulas senyum anggun dan kalem.
Madeline mengangkat sepasang alisnya yang indah dan menunjukkan sebuah ekspresi sedikit bingung. “Apakah ada tanda khusus di tubuhku? Kenapa aku tidak mengetahuinya? Jadi, apa yang kau lihat?” Tanya Madeline dengan tenang, namun degup jantungnya mulai menjadi tegang.
Sepasang mata Jeremy yang hitam pekat menatap kedua matanya saat bibir pria itu sedikit melengkung. “Ada sebuah kupu-kupu merah muda pucat di belakang pinggang kirimu.”
Suara rendah dan serak pria itu membawa kesantaian di pagi hari yang tidak terburu-buru.
“Kupikir itu seharusnya sebuah tanda lahir.”
Madeline diam-diam menghela nafas lega setelah mendengar jawaban Jeremy. Dia mengerutkan kedua bibirnya dan tersenyum samar. “Itu adalah sebuah tanda lahir.”
“Sebuah tanda lahir yang sangat istimewa.”
“Terus kenapa kalau itu istimewa? Aku masih tetap ditelantarkan oleh kedua orang tua kandungku.” Madeline menurunkan tatapannya dan me