Bab 405
Zachary meletakkan kuas. Dia biasa mengangkat tangannya dan membelai kepalaku. Dia bertanya dengan suara beratnya yang biasa, "Apa kamu tidak lelah dari tadi?"
Aku lelah, tapi aku ingin tinggal bersamanya lebih lama.
Aku ingin mengikutinya kemanapun dia pergi.
"Aku ingin tetap di sisimu," kataku jujur.
Ketika mendengar itu, dia tersenyum. Sudut bibirnya sedikit melengkung, seperti seringai. Kapan pun tersenyum, dia selalu terlihat seperti itu. Cara dia tersenyum sangat kontras dibandingkan dengan penampilannya yang dingin biasanya. Mau tak mau aku mendekatkan kepalaku dan mencium ujung bibirnya.
Mungkin dia tidak terbiasa dengan kasih sayang biasaku. Dia mengulurkan tangannya dan menekanku ke dalam pelukannya. Dia memperingatkan dengan suara lembut, "Jangan."
Cara dia mengatakannya terdengar seperti memanjakan tanpa akhir bagiku.
Aku tertawa. “Kakak Kedua, apakah kamu tidak menyukainya?”
Zachary tetap diam. Dia menjawab ku dengan diam.
Aku tidak terganggu dengan tanggapannya. Aku menun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda