Jeremy berdiri di tengah angin dingin sambil memandang punggung Madeline dengan penuh kerinduan. Tubuhnya yang tinggi dan ramping membentuk bayangan kesepian di bawah lampu jalan.
Dia mengerutkan kedua sudut bibirnya saat sebentuk jejak kepahitan mulai menyebar dari hatinya.
Sepasang matanya mulai terasa basah, membuat sosok cantik di depannya menjadi kabur.
Bagaimana dia bisa menyalahkan wanita itu karena menjadi tak berperasaan dan dingin sekarang? Dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
…
Setelah makan bersama Ava dan Daniel, Madeline sendirian kembali ke apartemennya yang sebelumnya.
Dia duduk di depan jendela lebar saat kata-kata Jeremy tanpa dia sadari menempel di telinganya.
‘Orang yang aku cintai adalah kamu.’
“Heh.”
Madeline terkekeh dingin.
Tak seorang pun ada yang mau menyakiti orang yang mereka cintai sampai di tingkat ini.
‘Jeremy, jangan bilang kalau kau mencintaiku. Jangan beri tahu aku bahwa kau tidak serius dengan semua kata-kata kasar yang kau ucapkan setelah ha