Bab 1896
Dengan susah payah, dia mengangkat tangannya dan meraih gunting kuku di atas nakas.
'Addy, Mom, Dad, Cathy, dan anakku yang belum lahir, aku datang untuk bertobat dari dosa-dosaku. Tolong tunggu aku…’
Shirley berpikir dalam hatinya dan meletakkan gunting kuku di pergelangan tangannya. Dia memejamkan kedua matanya dan memutuskan untuk mati.
Namun, ketika dia hendak menggerakkan gunting kuku di pergelangan tangannya, pintu kamar didorong hingga terbuka.
Shirley membuka matanya, dan melalui penglihatannya yang bingung dan kabur, dia melihat wajah suram dan dingin Carter.
Ketika melihat Carter mendekat, kuku-kukunya mencengkeram erat-erat; matanya bersinar dengan kemarahan dan rasa jijik.
"Carter, kenapa kau terus menghantuiku?" Ekspresi jijik muncul di wajah Shirley.
Sebesar cintanya pada Carter sebelumnya, sebesar itu pula rasa bencinya pada pria ini sekarang.
Dengan ekspresi dingin, Carter berjalan ke sisi tempat tidur.
Carter menjulang di atas Shirley dan seperti seorang raja yang meng
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda