Jeremy kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan memindai rekaman kamera CCTV, namun mendapati dirinya tak bisa memusatkan pikirannya.
Benaknya terus menerus mencekokinya dengan adegan-adegan Madeline dipojokkan dan melawan Ryan dengan kekuatan yang dia punya. Wanita itu selalu berakhir dengan menderita luka-luka dan basah kuyup oleh darah sebelum Ryan mau melepaskannya.
“Linnie.”
Jeremy mondar-mandir di depan jendela besar dengan gelisah sambil menghentakkan kakinya ke lantai di bawahnya karena frustrasinya yang menjengkelkan.
Dia meninggalkan rumah dan menghentikan mobilnya di mana rekaman kamera CCTV menunjukkan lokasi terakhir Ryan yang diketahui.
Dia hendak mensurvei daerah itu ketika tiba-tiba menerima teks anonim dengan kalimat sederhana: [Yakinlah, dia baik-baik saja untuk saat ini.]
Tidak diragukan lagi bahwa 'dia' dalam teks itu merujuk pada Madeline.
Detak jantungnya yang panik perlahan mereda.
Namun, dia bingung memikirkan siapa yang mengirim pesan itu. Apakah itu orang yang