Berapa kau sanggup membayarku?
Aku pun menghentikan langkahku “ oh tuhan, apalagi ini” gerutuku, aku membalikkan tubuhku.
“ Bagus” ucapku ketika melihat sosok pria yang memanggil namaku.
Aku dengan cepat membalikkan tubuhku kembali, dan berlari kecil menjauh dari pria yang memanggil ku tadi.
“ juwita tunggu” teriak bagus
Aku tidak mempedulikan panggilan itu dan terus saja berlari, namun sebuah tangan menangkap lengan kananku yang membuat langkah ini terhenti.
Aku membuang nafas kasar, dan menghadap ke arah pria itu “ ada apa?” tanyaku ketika berada di hadapannya.
Bagus menatapku “ kenapa menghindar?” tanyanya dengan wajah tampannya
“ Aku tidak menghindar, tapi aku sedang malas berbicara sekarang apalagi bicara denganmu” ketusku dengan berusaha melepaskan genggaman tangan bagus
Bagus mendekatkan tubuhnya ke dekatku di belainya dengan lembut rambutku “ menikahlah denganku” pintanya dengan menatap mataku
Ku tepis tangannya yang masih membelai rambut panjangku “ Berapa kali harus aku katakan aki tidak ingin menikah, dan kalaupun menikah aki ingin dengan pria kaya bukan pria sepertimu” ungkapku dengan tersenyum picik kepadanya.
“ Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, tidak akan kurang sedikitpun” lirihnya dengan suara yang lembut
Aku berdiri sambil melipat kedua tanganku di dada “ Baiklah, akan aku jabarkan semua kebutuhanku, hutang mamaku 20 juta setiap bulan, perawatan tubuhku 10 juta perbulan, dan biaya hidup mama dan adik adiku 5 juta perbulan dan belum lagi lain lainnya” jelasku “ apa kau sanggup memenuhi semuanya?” tanyaku dengan lantang.
Seketika bagus terdiam tanpa menjawab hanya menatap sendu ke arahku
“ Kamu tidak sanggup kan, makanya jangan coba coba ingin menikahiku, lebih baik kamu cari wanita lain yang sesuai dengan dompet dan gaya hidup kamu” aku berucap tanpa memikirkan tersinggung atau tidaknya bagus
Akupun melangkahkan kakiku kembali namun baru empat langkah ku tolehkan kembali tubuhku“ oia dan kalau kamu rasa kamu sanggup memenuhi hidupku seperti yang aku bilang tadi, segera lamar aku, jelas aku tidak akan menolaknya” aku berucap sekaligus tersenyum kepadanya dan aku pun kembali melangkah
“ Makanya kamu memilih menjadi wanita malam!” pekik bagus kembali
Langkahku pun terhenti kembali dan menoleh ke arah bagus “ menjadi wanita malam menurutku lebih baik dari pada aku harus menjadikan keluargaku gelandangan di jalanan” Ketusku
“ Berapa bayarannya untukku menikmati tubuhmu itu” bagus menunjuk keseluruh tubuhku
Aku melangkahkan kakiku mendekat kearahnya, aku lingkarkan kedua tanganku di lehernya, menyangkut uang gaya menggodaku akan muncul dengan sendirinya
“ Berapa kau sanggup membayarku?” Tanya ku kembali dengan mata yang menatap manik mata pria yang ada di hadapanku.
Bagus terdiam sesaat “ Berapapun yang kau inginkan” serunya dengan lantang.
Hahahah “ tawaku pun pecah “ sayangnya aku tidak bermain main dengan pria sepertimu” ucapku sembari memukul mukul pipi bagus kemudian meninggalkannya
“ 5 juta untuk sekarang!” tawarnya dari arah belakang ku
Langkahku kembali terhenti “ sial” kenapa dia tidak juga menyerah” umpatku dengan hati yang sudah dongkol
“ tapi 5 juta lumayan juga, bisa untuk perawatan sebelum menemui tuan wiliam” ku ukir senyuman di wajahku dan membalikkan badan
“ 1 jam lagi kirimkan alamat hotelnya aku akan kesana” aku pun melangkah kaki kembali, hingga jauh tidak ada panggilan bagus yang membuat langkahku kembali terhenti.
Dan tiba di rumah akupun segera mencari air mineral, aku buka kulkas dan melihat jejeran air mineral yang tersusun rapi ku buka penutup minuman itu.
Glek
Glek
Glek
Air dingin yang menyegarkan itu mengalir membasahi tenggorokanku yang kering bagaikan di tengah tengah gurun pasir
“ ahh,, segar” ucapku sembari melihat ke botol yang telah habis aku minum
“ Ngak sekalian air sumur di habisin!” terdengar suara seseorang yang memergokiku yang sedang minum
Aku menoleh ke asal suara itu “ Mama” ucapku dengan penuh malu
“ kamu dari mana hingga minumnya begitu sekali?” Tanya mama kepadaku
“ habis dari warung yang di ujung sana ma, mulut mulut ibuk ibuk disana membuat hatiku panas” ucapku sambil memainkan botol minum itu di atas meja
“ Maaf, mama membuatmu harus bekerja seperti ini” ucap mama dengan nada sedih
Aku pun menarik nafas dan membuangnya kasar “ mama jangan minta maaf, aku nyaman kok dengan pekerjaanku sekarang walaupun di pandang hina di masyarakat tapi aku bahagia menjalankannya” ucapku untuk menenangkan wanita kesayanganku itu.
“ mama tau, tapi mama ngak mau kamu terus terjerat dalam dunia nista itu, apa yang harus mama jawab di hadapan tuhan besok kalau mama membiarkan kamu bekerja seperti ini terus menerus” keluhnya.
Aku pun mendudukkan tubuhku di kursi meja makan di sebelah mama “ mama tinggal bilang sama tuhan, kenapa dia tidak memberikan kita kekayaan, kalau tuhan memberi kita kekayaan tidak akan aku bekerja seperti ini” jawabku enteng
“ lagian kerja seperti apa yang bisa menghasilkan puluhan juta dalam sebulan,ma? Kerja pun aku siang malam bahkan 24 jam tidak akan cukup untuk membayar hutang dan biaya hidup kita” jelasku datar “ Cuma menjadi wanita malam semuanya bisa di wujudkan, toh aku nyaman dengan pekerjaan ini” Ku tatap lekat wajah wanita yang ada di hadapanku
“ baiklah kalau memang itu keinginanmu, sekeras apapun mama melarang itu juga tidak akan berhasil” mama berucap sembari mengelus tanganku
“ Cuma pesan mama, setelah selesai membayar semua hutang ini berubah lah nak, pikirkan masa depan yang lebih baik” nasehat mama.
Mendengar nasehat itu membuatku terdiam dan tidak menjawab apapun lagi, ku ukir senyum dengan penuh paksa ke arah mama agar wanita itu tidak merasa sedih
“ Mama tenang aja, aku sudah dewasa dan akan memilih sendiri mana yang baik dan buruk untukku” jelasku tanpa ragu kepada mama
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milikku setelah sekian lama bercengkram dengan mama di meja makan, ku buka pesan singkat itu bertuliskan nama hotel beserta nomor kamarnya
Aku menyeringaikan senyumku “ ternyata dia serius, aku kira Cuma main main, baiklah aku terima main main panas kita” akupun berdiri dari tempat dudukku
“ aku bersiap siap dulu ya,ma! Ada urusan sebentar!” ucapku sembari pergi meninggalkan mama yang berada di meja makan
“ juwita!” panggil mama
Akupun menolehkan badanku “ Apa, ma?” tanyaku kepada mama
“ pakailah baju yang sudah mama siapkan di atas kasur kamu, itu hadiah dari adik adikmu” pinta mama
Mendengar ucapan mama membuatku tersenyum bahagia, dan dengan tidak sabarnya berlari kecil menuju ke dalam kamar. Mataku langsung melihat ke atas tempat tidur dan benar saja disana telah tersedia dress berwarna kuning, warna kesukaanku.
Dengan tidak sabar ku gunakan dress kuning itu dan berputar putar di depan kaca, setelah itu aku pun memoles tipis wajah cantikku, seta menggunakan lipstik berwarna merah yang menjadi handalan di saat melayani para konsumen tajirku.
“ Ma aku pergi dulu” ucapku dengan mencium kedua pipi mama
Akupun melangkah keluar dari rumah berjalan ke arah taksi online yang sudah menungguku untuk segera ketempat bagus sudah menunggu
**
Setibanya di depan kamar hotel, akupun membuka pintu kamar itu dengan kode akses yang sudah di berikan oleh reseptionis di lantai bawah
“ Aku kira dia sudah menunggu rupanya aku yang di buat menunggu!” gerutuku sembari duduk dengan santai di sofa dalam kamar. Di saat memperhatikan sekeliling kamar mata ku tertuju pada sebuah kotak, sebuah kotak yang berada tepat di atas kasur, karena penasaran ku ambil kotak itu dan segera membukanya,