Bayaran
“ Bayaranmu, dan tetaplah melayaniku seperti ini” ucap seorang pria sembari melemparkan segepok uang ke hadapan ku
Ku ambil segepok uang yang berada di hadapanku itu dengan tubuh yang masih berbalut selimut ku ukirkan senyum kebahagiaan kepada pria yang ada di hadapanku.
Aku berjalan melangkah dengan selimut yang masih menempel ku dekatkan tubuhku ke hadapan pria yang tengah mengenakan pakaiannya “ kalau tuan butuh saya kembali kabari saja, saya siap melayani sampai tuan puas” ku ucapkan kata kata nakal itu sembari mengelus dada pria yang sudah semalan aku layani
“ Tenang saja, setelah kembali ke ibukota saya akan menemuimu kembali, bersiaplah” jawabnya sambil mengecup bibir juwita kembali
Pria itu pun pergi meninggalkan ku sendiri di dalam kamar hotel itu. Ku lantangkan ketawaku sambil menghamburkan uang yang banyak itu di atas kasur.
“ 1 malam aku bisa mendapatkan uang sebanyak ini, dengan begini aku bisa dengan gampang membeli rumah yang besar untuk ibu dan adik adik tinggal” begitulah pikiranku setiap mendapatkan uang yang banyak setiap kali selesai melayani para pria hidung belang dengan dompet tebal.
Namun kenyataannya tidak seperti dalam pikiranku, setelah kepergian ayah 1 tahun yang lalu membuat ibuku harus bekerja keras namun karena godaan seorang pria muda yang menawarkan investasi membuat ibuku tergoda dan menggadaikan rumah serta kebun untuk di masukkan dalam investasi yang menggiurkan itu, namun setelah memberikan uang dalam jumlah yang besar pria itu menghilang bahkan perusahaan yang di sebutkannya itu tidak pernah ada alias investasi bodong. Dengan frustasi ibu hampir bunuh diri karena hutang bank yang begitu banyak dan tidak tau bagaimana harus membayarnya, karena aku anak tertua dan adikku masih kecil kecil mengharuskanku menanggung semua beban keluarga di pundakku makanya aku memutuskan menjadi wanita malam atau sering juga di sebut wanita panggilan atau wanita penghibur, aku tidak pernah peduli dengan sebutan itu di masyarakat yang penting semua hutang hutang bisa dengan cepat aku lunasi, tapi aku bukan wanita panggilan biasa aku hanya melayani pria hidung belang berkantong tebal karena hanya lewat mereka aku bisa cepat melunasi hutang ibuku.
Ku bersihkan tubuhku dengan pancuran air yang membasuh seluruh tubuhku “ semua tubuhku rasanya remuk!” keluhku di bawah pancuran air itu
Setelah selesai membersihkan tubuh ku langkahkan kaki keluar dari dalam hotel, dengan pakaian yang minim membiat semua mata memandang kepadaku apalagi mata mata nakal yang mencuri setiap lekuk tubuhku. Aku sudah biasa di perlakukan seperti itu, bahkan aku tidak peduli dengan tatapan geli dari beberapa wanita kepadaku, hingga menuruni lift tinggal aku sendiri dan seorang pria yang sudah berumur.
“ Berapa aku harus membayar untuk mencicipi tubuh indah itu” terdengar asal suara dari arah belakangku
Ku balikkan badanku menghadap tepat di hadapan pria tua itu, bibir 10 juta, badan 10 juta, dan spesial ini 20 juta” ucapku sambil menunjuk ke arah sensitive ku “ total keseluruhan 40 juta, apa anda mampu membayarnya” ku berucap sambil memainkan tangan nakalku di dada lelaki tua di hadapanku
“ 50 juta layani aku sekarang” pintanya tanpa menawar. Dengan lancangnya langsung mengulum bibirku dengan kencang.
“ Baiklah, Aku akan melayani anda, antarkan aku kekamar itu” ucapku dengan rona kebahagiaan
Aku pun mengikuti langkah pria itu, pria yang kalau di lihat seusia dengan usia ayahku “ pertama kalinya aku mendapat pelanggan berumur seperti ini” ucapku dalam hati sambil terus mengikuti langkahnya.
Pria itu pun berhenti di depan pintu kamar dan segera membuka kode akses pintu itu, tanpa bermalu malu aku pun masuk ke dalam kamar yang masih terlihat rapi bahkan belum sempat dimasuki oleh siapa siapa. Ku dudukkan tubuhku di atas kasur sembari menunggu pria tua itu keluar dari kamar mandi.
“ Niatku tadi ingin menipunya, tapi tipuan itu malah membuatku untung besar” batinku dengan tersenyum lebar
3 jam berlalu aku masih tertidur di atas kasur empuk itu hanya menutupi tubuh ku dengan selimut, sedangkan pria tua itu sudah setengah jam lalu pergi meninggalkuanku.
“ Dia yang kuat atau aku yang sudah kecapean, baru sekali ini aku kewalahan melayani pria” lirih ku sambil merasakan sakit di sekujur tubuh
Ku coba berdiri perlahan untuk segera membersihkan tubuh dan segera pulang ke rumah karena perut yang sudah tidak bisa bisa di kompromikan. Setelah selesai dari mandi dan menggunakan pakaian lengkap Ku langkahkan kaki menuju keluar dari hotel dengan tubuh yang sudah lemas dan tidak bertenaga, untung saja sebelumnya aku sudah memesan taksi online jadi tidak perlu lagi menunggu terlalu lama.
**
“ ma aku pulang” teriakku ketika sudah menginjakkan kaki di pintu masuk depan rumah.
Tidak ada jawaban dari dalam rumah itu, “ kemana perginya penghuni rumah ini” ku jelajahi setiap sudut ruangan rumah sederhana itu bahkan masuk ke dalam semua kamar namun tidak menemukan seorang pun
“ Ma” pekikku lagi, namun tetap tidak ada jawaban, segera ku ambil ponsel dari dalam tas kecil yang masih ku pegang
“ kenapa mereka tidak mengangkatnya, sebenarnya kemana perginya penghuni rumah ini” lirihku dengan kesalnya
Aku pun memasuki kamarku untuk mengganti pakaian baru nanti akan aku cari kembali mama dan juga adik adikku, ku buka pintu kamarku dan betapa terkejutnya aku ketika mama dan kedua adikku telah berdiri di depan pintu itu dengan kue tart dan lilin dengan angka 25
“ selamat ulang tahun kak” ucap kedua adikku dengan raut wajah bahagia yang mincul dari wajah mereka
Aku terharu dan meneteskan air mata, aku sendiri tidak tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahunku karena kesibukan ku mencari uang dari hari ke hari
“ tiup lilinnya kak” perintah salah satu adikku
“ sebelum tiup lilin, ucapkan pemintaan kamu dulu” mama berucap sambil tersenyum manis
Aku pun mengangguk dan segera menutup mataku, ku ucapkan sebuah doa. Doa dari tahun ke tahun yang selalu ku minta kepada tuhan “ izinkan aku membahagiakan mama dan adikku tuhan” permintaan sederhana yang selalu ku pinta
Ku buka kembali mataku dengan perlahan dan meniup pelan lilin itu, semua nya tersenyum bahagia ketika melihatku meniup lilin itu.
“ karena hari ini hari spesial bagaimana kalau kita makan di luar saja” ajakku kepada mama dan kedua adikku.