Bab 141
Tiba-tiba, dia tersenyum sedih, membuka jendela dan melompat keluar.
Istrinya baru saja memakai celana dalam pemberian orang lain pun keluar. Saat melihat pemandangan ini, dia berteriak ketakutan dan langsung pingsan.
Lukman yang saat ini berada di vila marah begitu menerima pesan dari Zuki.
Dengan begitu banyak orang, mereka bahkan tidak bisa mengalahkan si sampah, bahkan Dito pun ditahan, benar-benar tidak masuk akal.
Lukman merokok dan berkata dengan kejam, "Sial, ternyata mereka sudah siap. Tapi ini Kabupaten Balka. Aku yang akan berkuasa."
Setelah mengumpat, dia segera mengeluarkan pistol dari brankas, membawa beberapa pengawal dan bergegas menuju hotel dengan ganas.
Sepanjang jalan, Lukman menelepon Rahman berkali-kali, ingin berbicara dengannya, tapi tidak ada jawaban.
Lukman marah besar, pria ini entah sedang berada di mana. Cepat, angkat teleponnya.
Itu bukan salahnya. Rahman yang tidak menjawab telepon. Jika nantinya butuh dia untuk mengurus sesuatu, jangan salahkan dia karen
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link