Bab 17
Air mata Hana pun berhenti mengalir, kedua tangannya terkulai lemas, wajahnya penuh kebingungan saat menatap Yoga dan Sandro.
Dia tidak mengerti kenapa sikap mereka terhadapnya berubah begitu cepat?
Dulu, setiap kali dia menangis, mereka selalu sangat cemas.
Namun, sekarang yang tersisa hanyalah ketidakpedulian.
Seakan-akan, meskipun dia menangis sampai air matanya kering, mereka tidak akan tergerak sedikit pun.
Hana tidak berani mengakui segala perbuatannya yang sudah memprovokasi Wenny, dan segala hal yang dia lakukan untuk menjebak gadis itu.
Dia menutup mulutnya rapat-rapat, lalu memohon kepada Sandro dengan hampir putus asa.
"Sandro, aku nggak melakukan apa-apa, percayalah padaku, oke? Kak Wenny sudah banyak membantuku. Aku sangat berterima kasih padanya, mana mungkin aku berbuat buruk padanya?"
"Kalau orang yang ada di hati kalian adalah dia, maka ... aku bisa pindah dari sini ... "
Sambil berkata begitu, Hana memaksakan air mata yang seolah-olah tidak mau berhenti.
"Apa Kak Wenn
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link