Bab 78
Xena tidak ingin berdebat dengan siapa pun. "Wina, Kak Cissa, ayo kita pergi."
"Oke." Cissa juga merasa suasananya terlalu tegang, bahkan bisa saja berujung pertengkaran. Jadi, lebih baik pergi dulu.
Berhadapan dengan para pria, ketiga wanita itu jelas bukanlah tandingan mereka.
"Wina, aku akan mengantarmu." Yifan melangkah maju dengan niat baik.
"Kamu juga bukan orang baik. Burung berbulu sama, kumpulnya di dahan yang sama," kata Wina dengan kesal.
Yifan terdiam.
Siapa yang diganggunya?'
Apa dia juga harus ikut dimaki?'
"Aku antar kalian." Yuda sukarela ikut jalan dengan mereka.
Yulian diam-diam melirik ke arah Sandy. Ekspresi wajahnya tampak kebiruan dengan amarah yang mengerikan, seolah-olah bisa meledak kapan saja.
Pada saat ini, tidak ada yang berani berbicara.
Sandy berbalik.
Melangkah cepat ke kerumunan, lalu menggenggam pergelangan tangan Xena dan menariknya keluar.
Wina dan Yuda baru sadar seraya berusaha mengejar, tetapi dihalangi oleh Yifan serta Yulian. "Kalian berdua, tolo
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link