Bab 51
Dari belakang, terdengar suara makian Cecilia.
"Kamu memang nggak tahu terima kasih, aku benar-benar menyesal sudah membesarkanmu. Jadi anak bisanya cuma bawa sial saja. Kamu cuma mau bersenang-senang di luar, sama sekali nggak peduli pada orang tua. Semua pendidikanmu itu nggak ada gunanya. Kalau memang hebat, jangan pernah pulang ke rumah ini lagi ..."
Hania mempercepat langkahnya sampai suara makian itu tidak terdengar lagi. Setelah itu, barulah langkahnya terhenti. Dia kemudian bersandar pada pohon di tepi jalan dan menghela napas panjang.
Dia selalu merasa sesak dan tertekan setiap kali pulang ke rumah
Bagi orang lain, rumah adalah tempat berlindung yang hangat. Namun baginya, rumah hanya menyimpan ketakutan dan penderitaan.
"Kamu nggak apa-apa?"
Jamal mendekatinya dari belakang, berusaha menghiburya.
Dia merasa terkejut begitu mendengar Cecilia yang jelas-jelas memakinya.
Dia tidak bisa percaya bahwa kata-kata seperti itu keluar dari mulut seorang ibu.
Sulit dibayangkan, Hania se
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link