Bab 478
Aku meneguk habis susu kedelai, lalu Carman membawa bakpao ke bibirku.
Aku makan dengan terburu-buru.
Dia tersenyum puas, "Kamu cukup penurut, ya."
"Jadi, lepaskan aku sekarang, aku benar-benar nggak akan melarikan diri."
Carman mencemooh, "Aku nggak begitu percaya kata-kata wanita seperti kamu."
Setelah memberi aku dua bakpao, dia berdiri dengan tegak dan berkata, "Aku sudah kirimkan informasi tentang kamu ke kakakku, termasuk alamat di sini."
"Kalau dia nggak datang sebelum jam sepuluh, maka dia nggak akan pernah bisa lihat kamu lagi seumur hidupnya."
Jantungku terasa berat.
"Apa maksudmu? Kalau dia nggak datang, apa kamu akan binasakan aku, lalu hancurkan mayatku?"
Carman tidak menjawab, hanya tersenyum dengan makna yang dalam.
Perasaan aku makin cemas.
Aku menjilat bibir yang kering dan berkata dengan tergesa-gesa, "Kamu nggak bisa seperti ini, kalau dia nggak datang, itu berarti dia nggak peduli padaku, 'kan?
"Jadi, aku nggak ada gunanya lagi untukmu, lebih baik kamu langsung lepa
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link