Bab 30
Setelah mengatakannya, dia segera berlari keluar ruangan dan mendapati beberapa rekan kerjanya sedang mengintip dari luar.
Namun, melihat adanya percikan darah di dalam ruangan kantor, mereka segera berhamburan keluar tanpa menghiraukan kondisi Harlan.
"Kenapa? Masih betah di sini?" ucap Yasa dengan menyeringai dingin.
Harlan enggan lebih lama berada di tempat itu. Meskipun setiap gerakan membuat kakinya terasa sakit luar biasa, dia tetap menahannya dan perlahan merangkak keluar dari ruangan.
Yasa melirik kursi kerja itu, lalu berdiri dan berjalan menuju jendela.
"Paman Tristan, Tante Pevita, aku sudah merebut perusahaan! Kirim beberapa orang buat mengurus manajemennya!" ucap Yasa dengan suara lembut sambil menempelkan ponsel di telinganya.
Pevita cepat dan sangat sigap.
Melihat kondisi Harlan yang memprihatinkan, orang-orang disekitarnya merasa takut. Mereka yang tidak memahami situasinya, lebih memilih untuk segera melarikan diri.
"Pak Yasa, serahkan saja urusan ini kepada saya! Biar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link