Bab 17
Jenny buru-buru menutupi tubuhnya dengan canggung.
"Kamu sekarang kesayanganku juga, hati-hati sedikit, dong," ujarnya dengan nada setengah menggoda.
"Oh ya, kalau Yasa sudah pulang, langsung kabari aku, ya. Jangan lupa," tambahnya tegas.
"Tunggu saja, nanti aku bakal kasih pelajaran buat dia! Kamu sendiri yang bilang kalau dia cuma anjing bodoh yang kerjanya kabur melulu. Eh, kamu nggak apa-apa, 'kan?"
Dari nada bicaranya, Shina sangat terdengar cemas.
Namun, Jenny yang sudah panik lebih dulu buru-buru memutuskan panggilan video itu.
"Hei, hei!"
Shina memandangi layar ponselnya dengan raut kesal dan bingung.
Katanya sahabat! Masa teleponku langsung dimatikan, sih! Apa yang kamu sembunyikan dariku, Jen?' batin Shina gelisah.
Merasa bosan, Shina merebahkan diri di sofa ruang tengah. Namun, tanpa diduga, bayangan Yasa muncul dalam benaknya. Membayangkannya saja membuat rindu menyeruak tanpa permisi.
Yasa memang bodoh, bahkan terlalu polos. Namun, dia tetap suamiku secara sah,' gumamnya d

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link